Tahap | Aktivitas |
---|---|
Analisis Sistem |
|
Desain PLC |
|
Implementasi |
|
Pengujian |
|
Peran dan Tanggung Jawab Tim Migrasi, 4 langkah mudah merubah kontrol konvensional ke PLC
Proses migrasi dari kontrol konvensional ke PLC melibatkan tim yang terdiri dari berbagai ahli, dengan peran dan tanggung jawab masing-masing:
- Teknisi: Bertanggung jawab atas pemasangan dan konfigurasi perangkat keras PLC, termasuk modul input/output, komunikasi, dan perangkat periferal. Mereka juga berperan dalam melakukan pengujian dan debugging program PLC.
- Programmer: Bertanggung jawab atas pengembangan program kontrol PLC berdasarkan logika kontrol yang diidentifikasi dalam tahap analisis sistem. Mereka juga berperan dalam membuat dokumentasi program kontrol dan melakukan pengujian program PLC.
- Manajer Proyek: Bertanggung jawab atas perencanaan, koordinasi, dan pengawasan seluruh proses migrasi. Mereka juga berperan dalam mengelola anggaran, sumber daya, dan komunikasi dengan stakeholders.
Kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota tim sangat penting untuk memastikan keberhasilan proses migrasi.
Merencanakan dan Mendesain Sistem PLC
Setelah Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang sistem kontrol konvensional yang ada, langkah selanjutnya adalah merencanakan dan mendesain sistem PLC yang akan menggantikannya. Proses ini melibatkan analisis kebutuhan, pemilihan perangkat keras, dan perencanaan konfigurasi sistem secara keseluruhan.
Merubah kontrol konvensional ke PLC melibatkan empat langkah mudah: pemetaan input dan output, pemrograman logika, pengujian, dan implementasi. Namun, sebelum memulai proses migrasi, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan. Sistem PLC umumnya lebih aman karena dapat diprogram untuk merespons kondisi abnormal dan meminimalisir risiko.
Misalnya, PLC dapat diprogram untuk menghentikan proses secara otomatis jika terjadi kesalahan, mengurangi kemungkinan kerusakan dan kecelakaan. Sistem pengaman listrik seperti MCB, fuse, dan ELCB juga perlu diintegrasikan untuk melindungi sistem PLC dari gangguan arus pendek dan arus lebih.
Setelah langkah-langkah keamanan terpenuhi, Anda dapat dengan aman melanjutkan ke empat langkah mudah merubah kontrol konvensional ke PLC.
Menentukan Kebutuhan Sistem PLC
Langkah pertama dalam perencanaan sistem PLC adalah menentukan kebutuhan sistem PLC berdasarkan persyaratan dan spesifikasi sistem kontrol konvensional yang ada. Hal ini melibatkan analisis menyeluruh terhadap aspek-aspek berikut:
- Jumlah titik I/O:Tentukan jumlah input dan output yang diperlukan untuk mengontrol dan memantau proses. Ini akan menentukan kapasitas I/O yang dibutuhkan pada PLC.
- Jenis proses:Perhatikan jenis proses yang akan dikendalikan, apakah proses kontinu, batch, atau kombinasi keduanya. Hal ini akan memengaruhi jenis PLC dan fitur tambahan yang dibutuhkan.
- Kecepatan proses:Perhatikan kecepatan proses dan waktu siklus yang dibutuhkan. Hal ini akan memengaruhi jenis prosesor dan kemampuan pemrosesan yang dibutuhkan pada PLC.
- Tingkat presisi:Perhatikan tingkat presisi yang dibutuhkan untuk kontrol dan monitoring proses. Hal ini akan memengaruhi jenis sensor dan aktuator yang digunakan, serta kemampuan PLC dalam memproses data.
- Persyaratan komunikasi:Tentukan kebutuhan komunikasi dengan sistem lain, seperti HMI, SCADA, atau sistem kontrol lainnya. Hal ini akan memengaruhi jenis dan kemampuan komunikasi yang dibutuhkan pada PLC.
- Persyaratan keamanan:Perhatikan persyaratan keamanan dan keandalan yang dibutuhkan untuk sistem kontrol. Hal ini akan memengaruhi pilihan PLC dan fitur keamanan yang tersedia.
Memilih Jenis PLC yang Sesuai
Setelah Anda menentukan kebutuhan sistem PLC, langkah selanjutnya adalah memilih jenis PLC yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Pemilihan jenis PLC melibatkan pertimbangan beberapa aspek penting, yaitu:
- Kapasitas I/O:Pilih PLC dengan kapasitas I/O yang cukup untuk memenuhi kebutuhan input dan output sistem. Pastikan kapasitas I/O yang dipilih memadai untuk kebutuhan saat ini dan masa depan.
- Jenis prosesor:Pilih prosesor dengan kecepatan dan kemampuan pemrosesan yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Perhatikan jenis proses yang dikendalikan, kecepatan proses, dan waktu siklus yang dibutuhkan.
- Fitur tambahan:Perhatikan fitur tambahan yang tersedia pada PLC, seperti kemampuan komunikasi, fungsi kontrol lanjutan, dan fitur keamanan. Pilih fitur tambahan yang sesuai dengan kebutuhan sistem dan persyaratan operasional.
- Keandalan dan dukungan:Pilih PLC dari vendor yang memiliki reputasi baik dalam hal keandalan dan dukungan teknis. Pastikan vendor menyediakan dokumentasi yang lengkap, pelatihan, dan dukungan teknis yang memadai.
Memilih dan Mengkonfigurasi Perangkat Keras PLC
Setelah Anda memilih jenis PLC yang sesuai, langkah selanjutnya adalah memilih dan mengkonfigurasi perangkat keras PLC. Perangkat keras PLC meliputi modul I/O, sensor, aktuator, dan perangkat komunikasi.
Memilih Modul I/O
Modul I/O adalah komponen penting dalam sistem PLC yang menghubungkan PLC dengan sensor dan aktuator. Modul I/O menyediakan antarmuka untuk menerima input dari sensor dan mengirimkan output ke aktuator. Pemilihan modul I/O harus sesuai dengan jenis sensor dan aktuator yang digunakan, serta kebutuhan input dan output sistem.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih modul I/O:
- Jenis sinyal:Pastikan modul I/O kompatibel dengan jenis sinyal yang digunakan oleh sensor dan aktuator, seperti analog, digital, atau pulsa.
- Rentang tegangan:Pastikan modul I/O kompatibel dengan rentang tegangan yang digunakan oleh sensor dan aktuator.
- Jumlah saluran:Pilih modul I/O dengan jumlah saluran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan input dan output sistem.
- Fitur tambahan:Perhatikan fitur tambahan yang tersedia pada modul I/O, seperti kemampuan isolasi, perlindungan arus lebih, dan deteksi kesalahan.
Memilih Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur besaran fisik, seperti suhu, tekanan, level, aliran, dan kecepatan. Pemilihan sensor harus sesuai dengan jenis proses yang dikendalikan dan tingkat presisi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sensor:
- Jenis sensor:Pilih jenis sensor yang sesuai dengan besaran fisik yang akan diukur.
- Rentang pengukuran:Pastikan sensor memiliki rentang pengukuran yang memadai untuk kebutuhan sistem.
- Tingkat presisi:Pilih sensor dengan tingkat presisi yang sesuai dengan kebutuhan sistem.
- Ketahanan:Pilih sensor yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang ada, seperti suhu, kelembaban, dan getaran.
Memilih Aktuator
Aktuator adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah sinyal kontrol dari PLC menjadi aksi fisik, seperti membuka atau menutup katup, mengendalikan motor, atau menyalakan/mematikan pemanas. Pemilihan aktuator harus sesuai dengan jenis proses yang dikendalikan dan kebutuhan kontrol sistem. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih aktuator:
- Jenis aktuator:Pilih jenis aktuator yang sesuai dengan aksi fisik yang dibutuhkan.
- Kekuatan:Pastikan aktuator memiliki kekuatan yang cukup untuk mengendalikan proses.
- Kecepatan:Pilih aktuator dengan kecepatan yang sesuai dengan kebutuhan sistem.
- Ketahanan:Pilih aktuator yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang ada, seperti suhu, kelembaban, dan getaran.
Memilih Perangkat Komunikasi
Perangkat komunikasi digunakan untuk menghubungkan PLC dengan sistem lain, seperti HMI, SCADA, atau sistem kontrol lainnya. Pemilihan perangkat komunikasi harus sesuai dengan kebutuhan komunikasi sistem. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih perangkat komunikasi:
- Protokol komunikasi:Pilih perangkat komunikasi yang kompatibel dengan protokol komunikasi yang digunakan oleh sistem lain.
- Kecepatan komunikasi:Pilih perangkat komunikasi dengan kecepatan komunikasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sistem.
- Jarak komunikasi:Pilih perangkat komunikasi dengan jarak komunikasi yang memadai untuk kebutuhan sistem.
- Keandalan:Pilih perangkat komunikasi yang memiliki keandalan tinggi dan ketahanan terhadap gangguan.
Setelah semua perangkat keras dipilih, Anda perlu mengkonfigurasi perangkat keras tersebut dengan PLC. Konfigurasi ini melibatkan pengaturan parameter dan alamat perangkat keras, serta memastikan koneksi yang benar antara PLC dan perangkat keras lainnya. Panduan konfigurasi biasanya tersedia dalam manual perangkat keras PLC dan perangkat keras lainnya.
Menerapkan dan Mengkonfigurasi Sistem PLC
Setelah sistem PLC Anda terpasang dan kabelnya terhubung, langkah selanjutnya adalah memprogram dan mengkonfigurasi PLC untuk mengontrol peralatan Anda. Langkah ini melibatkan pemrograman PLC dengan bahasa pemrograman yang sesuai, konfigurasi parameter dan komunikasi, dan pengujian program untuk memastikan fungsi dan kinerja yang diharapkan.
Memprogram PLC
Pemrograman PLC melibatkan penggunaan bahasa pemrograman yang khusus dirancang untuk kontrol industri. Beberapa bahasa pemrograman PLC yang umum digunakan antara lain:
- Ladder Logic:Bahasa ini menggunakan diagram tangga yang menyerupai sirkuit relay, yang familiar bagi teknisi elektro. Ladder logic mudah dipelajari dan dipahami, dan banyak digunakan dalam aplikasi industri.
- Function Block Diagram:Bahasa ini menggunakan blok-blok fungsi yang mewakili operasi tertentu, seperti logika AND, OR, XOR, timer, counter, dan lainnya. Blok-blok fungsi ini dihubungkan satu sama lain untuk membuat program yang kompleks.
- Structured Text:Bahasa ini menggunakan sintaks yang mirip dengan bahasa pemrograman komputer konvensional, seperti Pascal atau C. Structured text lebih fleksibel dan memungkinkan program yang lebih kompleks, tetapi membutuhkan pengetahuan pemrograman yang lebih mendalam.
Pemilihan bahasa pemrograman PLC tergantung pada kebutuhan aplikasi dan tingkat keahlian programmer. Setelah bahasa pemrograman dipilih, Anda dapat menggunakan perangkat lunak pemrograman PLC untuk menulis program dan mengunduhnya ke PLC.
Mengkonfigurasi Parameter PLC
Setelah program PLC dibuat, Anda perlu mengkonfigurasi parameter PLC untuk memastikan bahwa PLC dapat berkomunikasi dengan peralatan dan perangkat lain dalam sistem. Konfigurasi ini meliputi:
- Alamat I/O:Mengatur alamat input dan output untuk setiap modul I/O yang terhubung ke PLC.
- Jenis I/O:Menentukan jenis input dan output, seperti analog, digital, atau komunikasi.
- Konfigurasi komunikasi:Menentukan protokol komunikasi yang akan digunakan oleh PLC untuk berkomunikasi dengan perangkat lain, seperti jaringan industri, sensor, atau HMI.
- Parameter sistem:Menentukan parameter sistem PLC, seperti waktu pemindaian, prioritas tugas, dan pengaturan lainnya.
Konfigurasi parameter PLC penting untuk memastikan bahwa PLC dapat berfungsi dengan benar dan berkomunikasi dengan peralatan dan perangkat lain dalam sistem.