38+ Alat Ukur LENGKAP dengan Gambar & Fungsinya!

10 min read

Alat ukur gaya yang dikenal luas adalah neraca pegas. Perlu Anda ketahui, alat ini juga dikenal untuk mengukur berat. Satuan yang dipakai alat ini adalah Newton yang sudah ditetapkan secara internasional.

Alat Ukur Kelembaban Udara :

Higrometer

Hygrometer merupakan alat pengukuran kelembaban udara. Alat ini akan memakai sistem elektrik disertai ukuran skala tertentu. Selain untuk kebutuhan umum, industri seperti makanan dan minuman juga menggunakan alat tersebut.

Jika membutuhkan data lanjut mengenai curah hujan, Anda membutuhkan Ombrometer. Alat ini dan hygrometer sering tersedia dalam satu area dan tempat. Curah hujan dan kelembaban udara merupakan data untuk mengetahui cuaca dan iklim.

  • Anemometer

jenis anemometer

Anemometer adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan kekuatan arah angin yang bertiup. Umumnya alat ini digunakan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk peramalan cuaca.

Alat Ukur Tanah :

  1. Theodolite

Theodolite
Gambar Theodolite

Theodolite adalah alat yang dipakai untuk mengetahui ketinggian tanah. Alat pengukuran ini biasanya digunakan saat proyek pembangunan sebagai tahap awal sebelum proses pondasi dan pendirian tiang. Tanah dihitung secara akurasi termasuk kemiringannya.

  • Altimeter

Altimeter
Gambar Altimeter

Altimeter sebenarnya juga masuk kategori alat ukur tanah. Fungsinya untuk mengukur ketinggian berdasarkan permukaan laut. Anda akan mengetahui berapa tinggi suatu daerah atau tempat secara langsung.

Alat Ukur Intensitas Cahaya :

  • Lux Meter

luxmeter
Gambar Luxmeter

Selanjutnya, alat ukur intensitas cahaya adalah lux meter. Alat ini berguna untuk mengukur level penerangan misalnya lampu di ruangan, kelas, dan gedung. Contoh lain adalah lampu di kendaraan, mesin, dan lainnya. Alat berbentuk digital sehingga menunjukkan hasil pengukuran yang secara akurat.

Alat Ukur Jumlah Zat :

Satuan alat untuk mengukur jumlah zat dalam ketetapan international adalah Molaritas. Sedangkan molaritas sendiri sampai hari ini masih belum ada alat ukur bakunya.

Jadi alat ukur jumlah zat yang baku masih belum ada. Namun Untuk menentukan suatu zat, Anda bisa coba mengkombinasikan beberapa informasi seperti massa, volume, tipe zat, dan satuan mol.

Alat ukur jumlah zat  tidak hanya satu tipe melainkan harus memakai kombinasi dari beberapa alat pengukuran. Misalnya gelas ukur, penggaris, dan lainnya. Setiap zat misalnya udara akan berbeda dengan logam.

Sifat Alat Ukur

YouTube player

Sumber : Youtube.com Via Channel F&G. ID

Sistem pengukuran adalah sebuah aktifitas dengan input berupa alat pengukuran, software, dan manusia dengan tujuan memperoleh hasil data pengukuran terhadap karakteristik objek yang diukur.

Alat ukur dalam sistem pengukuran sendiri terdiri dari dua tipe yaitu baku dan tidak baku. Perhatikan penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut.

  • Alat Ukur Baku

Alat ukur baku menggunakan satuan internasional misalnya meter dan gram. Ukuran ini tetap sama meskipun Anda berada di negara lain bahkan luar angkasa. Setiap satuan memiliki acuan yang berlaku untuk semua perhitungan.

  • Alat Ukur Tidak Baku

Alat ukur tidak baku berdasarkan acuan yang tidak tetap. Misalnya menghitung panjang dan lebar dengan estimasi jengkal tangan. Ada juga perhitungan waktu dan jarak dengan perkiraan tertentu. Alat pengukuran seperti ini hanya dipakai kalangan tertentu.

Semua alat baku untuk pengukuran sudah tersedia sehingga tidak perlu membuat sendiri. Akan tetapi, Anda mungkin butuh alat tertentu atau fungsi lain yang memang belum tersedia.

Untuk membuat sebuah alat ukur tidak baku tersebut, aspek pertama yang harus diperhatikan adalah satuan baku dan perbandingan. Misalnya ada satuan daya disebut horsepower lalu dikonversi ke sistem yang umum sekitar 746 watt.

Prinsip Kerja Alat Ukur

Prinsip kerja alat ukur

Prinsip kerja alat ukur didasarkan pada prinsip-prinsip fisika, matematika, atau teknik yang mendasari metode pengukuran yang digunakan oleh alat tersebut. Prinsip-prinsip ini memberikan dasar yang kuat untuk keakuratan, ketepatan, dan keandalan pengukuran.

Secara umum, prinsip kerja alat ukur melibatkan tiga tahap utama: sensing (pencacahan), processing (pengolahan), dan displaying (penyajian) data yang diukur. Berikut penjelasannya:

  • Sensing (Pencacahan):

Pada tahap sensing, alat ukur menggunakan sensor atau transduser untuk mengubah besaran fisik atau fenomena yang akan diukur menjadi sinyal listrik atau sinyal lain yang dapat diolah.

Sensor ini dapat berupa berbagai jenis, seperti sensor tekanan, sensor suhu, sensor kelembaban, sensor arus, atau sensor radiasi, tergantung pada besaran yang diukur. Prinsip kerja sensor ini beragam, namun pada dasarnya mereka mengkonversi besaran yang diukur menjadi sinyal yang dapat diolah lebih lanjut.

  • Processing (Pengolahan):

Setelah sinyal diterima dari sensor, tahap pengolahan dilakukan untuk menganalisis, memproses, dan mengubah sinyal menjadi bentuk yang lebih bermakna.

Proses ini melibatkan perhitungan matematika atau logika untuk mengubah sinyal mentah menjadi data yang dapat diinterpretasikan.

Algoritma dan metode pengolahan yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis alat ukur dan besaran yang diukur. Pada tahap ini, kesalahan sistem dan ketidakpastian juga diperhitungkan untuk memperoleh hasil yang akurat dan andal.

  • Displaying (Penyajian):

Setelah data diolah, tahap terakhir adalah menyajikan hasil pengukuran kepada pengguna. Ini dapat dilakukan melalui tampilan visual seperti layar digital atau analog, grafik, indikator, atau perangkat keras lainnya.

Hasil pengukuran juga dapat ditampilkan melalui antarmuka komputer atau perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menganalisis dan menginterpretasikan data.

  • Mengacu pada Besaran pokok dan Turunan

Anda tentu sudah mengenal meter, detik, celcius, dan gram. Semuanya merupakan satuan yang digunakan untuk menentukan besaran pokok ataukah besaran turunan dari suatu kondisi. Misalnya, besaran pengukuran waktu dinyatakan dengan jam, detik, menit, bulan, dan lainnya.

Hal yang sama berlaku untuk panjang, massa atau berat, dan suhu. Ini merupakan contoh dari besaran pokok. Alat ukur besaran pokok menggunakan satuan yang memang sengaja dibuat sebagai acuan dasar.

Anda dapat membandingkan antara stopwatch dan speedometer. Alat pertama mengukur waktu dan satuannya berasal dari besaran pokok.

Alat kedua mengukur kecepatan dengan satuan km/jam yang terdiri dari dua besaran yaitu panjang dan waktu. Inilah yang disebut dengan besaran turunan. Contoh lain adalah tekanan, gaya, dan alat pengukuran listrik.

Demikianlah informasi yang bisa wikielektronika.com ulas, perlu anda ingat bahwa prinsip kerja alat ukur didasarkan pada konversi besaran fisik menjadi sinyal yang dapat diolah, pengolahan data untuk mendapatkan informasi yang berguna, dan penyajian hasil pengukuran kepada pengguna.

Prinsip-prinsip ini berlaku secara umum untuk berbagai jenis alat ukur, baik itu termometer, multimeter, osiloskop, galvanometer, atau alat ukur lainnya. Dengan memahami prinsip kerja ini, pengguna dapat memahami cara kerja alat ukur dan menginterpretasikan hasil pengukuran dengan benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page