35+ Contoh Soal Jangka Sorong dan Jawabannya

5 min read

⏩Temukan ragam contoh soal jangka sorong dan jawabannya lengkap dengan pembahasan⭐ Kumpulan soal terbaru di tahun ini☑️

Pentingnya pemahaman dan penerapan jangka sorong dalam pengukuran dimensi tidak dapat diabaikan dalam berbagai bidang seperti teknik, manufaktur, dan ilmu pengetahuan.

Untuk membantu memperkuat pemahaman kita tentang penggunaan jangka sorong, berikut ini adalah kumpulan contoh soal yang menantang serta pembahasannya.

Soal-soal ini dirancang untuk melatih kemampuan dalam mengukur dengan akurasi tinggi menggunakan jangka sorong serta memahami konsep dan rumus yang terkait.

Dengan menguasai pemahaman ini, diharapkan kita dapat mengaplikasikan jangka sorong dengan tepat dan efektif dalam berbagai situasi pengukuran yang kompleks. Bersiaplah untuk mengasah keterampilan pengukuran dan tantang diri Anda dengan soal-soal yang menarik ini!

Contoh Soal Menghitung Jangka Sorong

contoh soal jangka sorong

Berikut kami paparkan 10 contoh soal jangka sorong yang dikemas dalam soal cerita lengkap dengan jawaban pembahasannya untuk bahan refrensi belajar anda.

Soal 1:
Sebuah balok diukur lebarnya menggunakan vernier caliper dan mendapatkan hasil seperti gambar dibawah ini. Berapakah lebar balok tersebut ?

Pembahasan :

Garis disebelah atas menunjukkan skala utama, sedangkan garis di sebelah bawah merupakan skala nonius (skala tambahan. Jadi pengukuran diatas menggunakan satuan CM. Dan jarak antar tiap garis pada skala utama adalah 1 cm. Maka :

Hasil pengukuran = skala utama + skala nonius
Angka 0 pada skala nonius berada diantara 1.9 dan 2, sehingga skala utama = 1.9 cm
Garis pada skala nonius yang berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-8, sehingga skala nonius = 8 x 0.01 cm = 0.08 cm.
(0.01 cm = 0.1 mm merupakan batas ketelitian vernier caliper)
Sehingga hasil pengukuran = 1.9 cm + 0.88 cm = 1.98 cm

Soal 2:
Siswa dari SMP Negeri 1 Malang mendapatkan tugas untuk mengukur ketebalan plat baja menggunakan vernier caliper yang mana diperoleh hasil seperti gambar dibawah ini.

Berapakah ketebalan plat baja yang diukur siswa tersebut ?

Pembahasan :

Untuk mulai menghitung, langkah pertama yang harus anda lakukan ialah memperhatikan garis pendek yang berhimpit diantara skala utama dan skala nonius (lihat gambar )

Dari gambar tersebut diperoleh :
Skala utama = 0,9 cm
Skala nonius = 8 x 0,01 = 0,08 cm
Hasil pengukuran = (0,9 + 0,08) cm = 0,98 cm = 9,8 mmJadi ketebalan plat baja yang diukur siswa SMP Negeri 1 Malang adalah 9,8 mm

Soal 3:
Berapakah panjang benda yang diukur jika nilai skala utama dan skala nonius terlihat seperti gambar dibawah ini ?

Pembahasan :

Lingkaran biru = 5,3 cm
Lingkaran merah = 5 x 0.01 = 0.05 cm
Hasil pengukuran = 5,3 + 0.05 = 5,35 cm

Soal 4:
Sebuah logam diukur menggunakan mistar sorong dan memiliki nilai pengukuran seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Tentukan nilai hasil pengukurannya!

Pembahasan :

Skala Utama = 1,4 cm
Skala Nonius = 3,5
Skala Terkecil = 0,05 mm
Hasil Pengukuran :
= 1,4 cm + (3,5 × 0,05 mm)
= 1,4 cm + 0,175 mm
= 1,4 cm + 0,0175 cm
= 1,4175 cm

Soal 5:
Jika hasil pengukuran yang dihasilkan dengan mistar sorong adalah 4,35 cm, penulisan laporan hasil pengukuran yang benar menurut kaidah ilmiah adalah?

Pembahasan :

Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai :

x = xo ± Δx

Dengan :
xo = hasil pengukuran yang terbaca
Δx = ketidakpastian alat ukur.
Jika menggunakan mistar, maka ketidakpastiannya adalah 0,05 cm. Dengan demikian, penulisan laporan hasil pengukuran yang benar adalah : (4,35 ± 0,05) cm.

Soal 6:
Mengukur panjang suatu benda dengan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran sebesar 5,6 cm. Berapakah hasil pengukuran tersebut dalam milimeter (mm)?
Jawaban: 56 mm
Pembahasan: Karena 1 cm = 10 mm, maka hasil pengukuran 5,6 cm dapat dikonversi menjadi 56 mm.

Soal 7:
Jangka sorong memiliki skala utama hingga 150 mm dan skala nonius dengan 10 pembagian. Jika angka pada skala utama adalah 12 mm dan angka pada skala nonius adalah 5,2 mm, berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
Jawaban: 125,2 mm
Pembahasan: Dalam rumus jangka sorong, hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Substitusi angka yang diberikan akan menghasilkan (12 mm × 10) + (5,2 mm) = 125,2 mm.

Soal 8:
Diameter suatu poros diukur menggunakan jangka sorong dan diperoleh hasil pengukuran sebesar 4,8 mm. Berapakah diameter poros tersebut dalam satuan inci (in)? (Gunakan 1 in = 25,4 mm)
Jawaban: 0,189 in
Pembahasan: Karena 1 in = 25,4 mm, maka hasil pengukuran 4,8 mm dapat dikonversi menjadi 4,8 mm ÷ 25,4 mm/in ≈ 0,189 in.

Soal 9:
Pada jangka sorong, angka pada skala utama adalah 8 mm dan angka pada skala nonius adalah 0,35 mm. Berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
Jawaban: 8,35 mm
Pembahasan: Hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Dengan substitusi angka yang diberikan, akan diperoleh (8 mm) + (0,35 mm) = 8,35 mm.

Soal 10:
Mengukur ketebalan suatu pelat logam dengan jangka sorong dan diperoleh hasil pengukuran sebesar 2,5 mm. Berapakah hasil pengukuran tersebut dalam satuan inci (in)?
Jawaban: 0,098 in
Pembahasan: Karena 1 in = 25,4 mm, maka hasil pengukuran 2,5 mm dapat dikonversi menjadi 2,5 mm ÷ 25,4 mm/in ≈ 0,098 in.

Contoh Soal Jangka Sorong Pilihan Ganda

Berikut adalah 10 soal pilihan ganda mengenai jangka sorong beserta jawaban dan pembahasannya:

Soal 11:
Ada berapa fungsi utama alat ukur jangka sorong?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Jawaban: B. 2
Pembahasan: Jangka sorong memiliki dua fungsi utama yaitu pengukuran dimensi dan pengukuran diameter.

Soal 12:
Satuan yang umum digunakan dalam jangka sorong adalah…
A. Meter (m)
B. Centimeter (cm)
C. Milimeter (mm)
D. Kilometer (km)
Jawaban: C. Milimeter (mm)
Pembahasan: Satuan yang umum digunakan dalam jangka sorong adalah milimeter (mm) untuk mengukur dengan presisi yang tinggi.

Soal 13:
Berapa skala terkecil pada jangka sorong?
A. 0,01 mm
B. 0,1 mm
C. 1 mm
D. 10 mm
Jawaban: A. 0,01 mm
Pembahasan: Skala terkecil pada jangka sorong biasanya mencapai pembagian 0,01 mm untuk hasil pengukuran yang sangat presisi.

Soal 14:
Apa fungsi skala nonius pada jangka sorong?
A. Menunjukkan ukuran pada skala utama
B. Mengukur diameter
C. Memberikan pembacaan yang lebih presisi
D. Mengunci lengan yang dapat digerakkan
Jawaban: C. Memberikan pembacaan yang lebih presisi
Pembahasan: Skala nonius pada jangka sorong digunakan untuk memberikan pembacaan yang lebih presisi dibandingkan hanya menggunakan skala utama.

Soal 15:
Selain jangka sorong, alat lain yang sering digunakan untuk mengukur dengan presisi adalah…
A. Penggaris
B. Meteran
C. Mikrometer
D. Thermometer
Jawaban: C. Mikrometer
Pembahasan: Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dengan tingkat presisi yang sangat tinggi, khususnya untuk ukuran yang sangat kecil.

Soal 16:
Rumus untuk menghitung hasil pengukuran pada jangka sorong adalah…
A. Ukuran = N × skala utama
B. Ukuran = N × skala nonius
C. Ukuran = (N × skala utama) + (m × skala nonius)
D. Ukuran = N + m
Jawaban: C. Ukuran = (N × skala utama) + (m × skala nonius)
Pembahasan: Rumus tersebut menggabungkan kontribusi dari skala utama dan skala nonius dalam menghitung hasil pengukuran pada jangka sorong.

Soal 17:
Jangka sorong juga dikenal dengan sebutan…
A. Kumpas
B. Meteran
C. Galvanometer
D. Mikroskop
Jawaban: A. Kumpas
Pembahasan: Jangka sorong juga dikenal dengan sebutan kumpas dalam bahasa Indonesia.

Soal 18:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur…
A. Suhu
B. Kecepatan
C. Waktu
D. Dimensi objek
Jawaban: D. Dimensi objek
Pembahasan: Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi objek seperti panjang, lebar, ketebalan, dan diameter dengan akurasi tinggi.

Soal 19:
Pada jangka sorong, angka pada skala nonius menunjukkan…
A. Angka desimal
B. Angka bulat
C. Angka pecahan
D. Angka negatif
Jawaban: A. Angka desimal
Pembahasan: Angka pada skala nonius pada jangka sorong menunjukkan angka desimal yang memberikan fraksi dari satuan pengukuran yang lebih kecil.

Soal 20:
Jangka sorong memiliki dua lengan, yaitu lengan tetap dan…
A. Lengan pengunci
B. Lengan penunjuk
C. Lengan gerak
D. Lengan penahan
Jawaban: C. Lengan gerak
Pembahasan: Jangka sorong memiliki dua lengan, yaitu lengan tetap dan lengan gerak yang dapat digerakkan untuk mengukur objek dengan presisi.

Soal 21:
Jangka sorong memiliki skala utama hingga 200 mm dan skala nonius dengan 20 pembagian. Jika angka pada skala utama adalah 150 mm dan angka pada skala nonius adalah 6,5 mm, berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
A. 156,5 mm
B. 165 mm
C. 172 mm
D. 180,5 mm
Jawaban: A. 156,5 mm
Pembahasan: Dalam rumus jangka sorong, hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Substitusi angka yang diberikan akan menghasilkan (150 mm) + (6,5 mm) = 156,5 mm.

Soal 22:
Mengukur diameter suatu baut dengan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran sebesar 8,3 mm. Berapakah jari-jari dari baut tersebut?
A. 4,15 mm
B. 4,3 mm
C. 4,6 mm
D. 4,8 mm
Jawaban: A. 4,15 mm
Pembahasan: Diameter baut adalah dua kali jari-jari. Oleh karena itu, jari-jari baut dapat dihitung sebagai setengah dari hasil pengukuran, yaitu 8,3 mm ÷ 2 = 4,15 mm.

Soal 23:
Jangka sorong memiliki skala utama hingga 6 inci dan skala nonius dengan 50 pembagian. Jika angka pada skala utama adalah 4,5 inci dan angka pada skala nonius adalah 0,32 inci, berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
A. 4,82 inci
B. 4,82 mm
C. 4,82 cm
D. 4,82 ft
Jawaban: A. 4,82 inci
Pembahasan: Dalam rumus jangka sorong, hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Substitusi angka yang diberikan akan menghasilkan (4,5 inci) + (0,32 inci) = 4,82 inci.

Soal 24:
Mengukur ketebalan suatu lembar kertas dengan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran sebesar 0,03 mm. Berapakah ketebalan lembar kertas tersebut dalam satuan meter (m)?
A. 0,00003 m
B. 0,0003 m
C. 0,003 m
D. 0,03 m
Jawaban: A. 0,00003 m
Pembahasan: Karena 1 mm = 0,001 m, maka hasil pengukuran 0,03 mm dapat dikonversi menjadi 0,03 mm × 0,001 m/mm = 0,00003 m.

Soal 25:
Pada jangka sorong, angka pada skala utama adalah 2 cm dan angka pada skala nonius adalah 0,28 mm. Berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini dalam satuan meter (m)?
A. 0,0228 m
B. 0,2028 m
C. 0,022 cm
D. 0,202 cm
Jawaban: B. 0,2028 m
Pembahasan: Hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Dengan substitusi angka yang diberikan, akan diperoleh (2 cm) + (0,28 mm × 0,001 m/mm) = 0,2028 m.

Demikianlah kumpulan contoh soal jangka sorong dan jawabannya yang bisa wikielektronika ulas untuk anda semuanya. Dengan menguasai dan mempraktikkan contoh-contoh soal jangka sorong yang telah diberikan, diharapkan pembaca dapat meningkatkan keahlian dan kepercayaan diri dalam mengoperasikan jenis alat ukur ini.

Kemampuan dalam mengukur dengan akurasi tinggi adalah keterampilan yang sangat penting dalam berbagai industri dan disiplin ilmu. Jangka sorong, dengan kelebihan presisi dan fleksibilitasnya, menjadi alat yang tak ternilai dalam menjawab kebutuhan pengukuran yang detail dan teliti.

Dengan melatih dan memahami berbagai aspek penggunaan jangka sorong, kita dapat memastikan bahwa hasil pengukuran kita akurat, konsisten, dan dapat diandalkan.

Jangan lupa bahwa pemahaman konsep dan praktik pengukuran dengan jangka sorong memerlukan latihan yang konsisten dan kesabaran. Teruslah berlatih, dan seiring berjalannya waktu, penggunaan jangka sorong akan menjadi semakin nyaman dan terasa alami.

Dengan mempelajari dan mempraktekkan contoh-contoh soal jangka sorong, kita dapat memperkuat fondasi pengetahuan dan meningkatkan keterampilan kita dalam dunia pengukuran.

Galih Wsk Dengan pengetahuan dan keahliannya yang mendalam di bidang elektro dan statistik, Galish WSK alumni pascasarjana ITS Surabaya kini mendedikasikan dirinya untuk berbagi pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang perkembangan terkini di bidang statistika dan elektronika via wikielektronika.com.

30+ Contoh Soal Mikrometer Sekup dan Jawabannya

5 min read

⏩Temukan kumpulan contoh soal mikrometer sekrup lengkap dengan jawaban dan pembahasannya☑️ Soal Cerita dan Pilihan Ganda☑️

Dalam artikel ini, wikielektronika.com akan memperkenalkan kepada Anda kumpulan contoh soal mikrometer sekrup. Melalui serangkaian contoh soal yang kami sajikan, Anda akan dapat menguji pemahaman dan keterampilan Anda dalam menggunakan mikrometer sekrup.

Dari pengukuran ketelitian hingga perhitungan rentang ketidakpastian, setiap soal akan memberikan tantangan yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang penggunaan alat ini.

Dapatkan wawasan yang lebih dalam tentang mikrometer sekrup dan kembangkan keahlian Anda dalam pengukuran presisi melalui kumpulan latihan soal berikut ini!

Soal Cerita Mikrometer Sekrup

soal mikrometer sekrup

Setelah memahami bagaimana cara mengetahui ukuran benda tertentu menggunakan alat ukur mikrometer. Berikut ini terdapat beberapa contoh soal mikrometer sekrup yang bisa menjadi pedoman ketika Anda menjumpai soal-soal tertentu seperti di bawah ini.

1. Perhatikan gambar pengukuran mikrometer sekrup dibawah ini!

contoh soal mikrometer sekrup

Berapakah pengukuran ahirnya?

Jawaban :

Terlihat pada gambar bahwa bagian pertama dari pengukuran adalah 2,5 mm, sedangkan bagian kedua dari pengukuran adalah 0,38 mm

Pengukuran ahir = skala utama + skala nonius

= 2,5 mm + 0,38 mm = 2.88 mm

2. Apabila diketahui skala utama dari sebuah benda yang diukur menunjukkan angka 4 mm pada bagian skala utamanya. Sedangkan pada skala nonius menunjukkan angka 0,30 mm. Maka berapakah hasil pengukuran yang didapatkan?

Jawaban:

Hasil Pengukuran = skala utama + skala nonius

= 4 + 0,30 = 4,30 mm

3. Seseorang ingin mengukur ketebalan dari sebuah kawat yang berbahan tembaga. Apabila pada alat ukur menunjukkan angka skala utama senilai 1,5 mm dan skala nonius sepanjang 0,30 mm. Maka berapakah tingkat ketebalan dari kawat tersebut adalah ….

Jawaban:

Hasil Pengukuran = skala utama + skala nonius

= 1,5 + 0,30 = 1,80 mm

4. Tukang las mengukur lempengan logam yang hasilnya nampak seperti gambar dibawah ini. Tentukan berapa ketebalan logam yang diukur tukang las tersebut!

Jawaban :

Skala utama = 4 mm
Skala Putar = 34 x 0,01 mm = 0.34 mm
Hasil Pengukuran = 4 + 0,34 = 3,34 mm

5. Perhatikan dua buah gambar mikrometer sekrup dibawah ini !

menghitung mikrometer sekrup

Gambar diatas menunjukkan bahwa Pembacaan di bagian bawah adalah hasil pengukuran yang diperoleh, sedangkan untuk pembacaan di bagian atas adalah 0 kesalahan. Berapakah nilai pengukuran yang sebenarnya ?

Jawaban : 

Rumus pengukuran kompensasi 0 kesalahan :

“Bacaan yang benar = Bacaan yang didapat – Nol kesalahan”

Dimana :
0 Kesalahan dapat berupa negatif (tanda “0” pada thimble berada di atas garis datum) atau positif (tanda “0” pada thimble berada di bawah garis datum)

Pengukuran dengan nol kesalahan adalah 1,76 mm

Kesalahan nol: + 0,01 mm (positif karena tanda nol pada thimble berada di bawah garis datum)

Hasil pengukuran yang sebenarnya adalah : 1,76 – (+0,01) = 1,75 mm

Soal Pilihan Ganda Mikrometer Sekrup

Soal 1:
Dalam penggunaan mikrometer sekrup, jika skala nonius berada pada garis angka 3 pada skala utama, garis angka berapa pada skala nonius yang sejajar dengan garis angka pada skala utama?
A. 16
B. 17
C. 18
D. 19

Jawaban:
D. 19

Pembahasan:
Pada mikrometer sekrup, skala nonius digunakan untuk membaca angka desimal dengan presisi tinggi. Jika skala nonius berada pada garis angka 3 pada skala utama, kita mencari garis angka pada skala nonius yang sejajar dengan garis angka pada skala utama. Pada kasus ini, garis angka 19 pada skala nonius akan sejajar dengan garis angka pada skala utama.

Soal 2:
Berapa ketelitian pengukuran mikrometer sekrup dengan skala utama 0,5 mm dan skala nonius 50 divisi?
A. 0,01 mm
B. 0,02 mm
C. 0,05 mm
D. 0,1 mm

Jawaban:
A. 0,01 mm

Pembahasan:
Ketelitian pengukuran mikrometer sekrup dapat dihitung dengan rumus: (skala utama) / (jumlah divisi skala nonius). Dalam hal ini, 0,5 mm dibagi dengan 50 divisi. Hasilnya adalah 0,01 mm, yang menunjukkan ketelitian pengukuran mikrometer sekrup.

Soal 3:
Sebuah benda diukur menggunakan mikrometer sekrup, dan hasil pengukuran yang terbaca adalah 4,2 mm pada skala utama. Jika garis angka pada skala nonius sejajar dengan garis angka pada skala utama, berapakah hasil pengukuran yang sebenarnya?
A. 4,20 mm
B. 4,22 mm
C. 4,23 mm
D. 4,25 mm

Jawaban:
B. 4,22 mm

Pembahasan:
Pada mikrometer sekrup, hasil pengukuran sebenarnya dapat ditemukan dengan menjumlahkan angka pada skala utama dan angka pada skala nonius yang sejajar. Dalam kasus ini, hasil pengukuran sebenarnya adalah 4,20 mm (skala utama) + 0,02 mm (skala nonius). Jadi, hasil pengukuran yang sebenarnya adalah 4,22 mm.

Soal 4:
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat dengan hasil pengukuran sebesar 3,8 mm. Jika ketelitian mikrometer sekrup adalah 0,02 mm, berapakah rentang ketidakpastian pengukuran tersebut?
A. 0,01 mm – 0,03 mm
B. 0,02 mm – 0,04 mm
C. 3,78 mm – 3,82 mm
D. 3,78 mm – 3,80 mm

Jawaban:
C. 3,78 mm – 3,82 mm

Pembahasan:
Rentang ketidakpastian pengukuran dapat ditemukan dengan mengurangi dan menambahkan ketelitian mikrometer sekrup ke hasil pengukuran. Dalam kasus ini, hasil pengukuran 3,8 mm dikurangi dengan 0,02 mm dan ditambahkan dengan 0,02 mm. Sehingga, rentang ketidakpastian pengukuran adalah 3,78 mm – 3,82 mm.

Soal 5:
Apakah fungsi mikrometer sekrup dalam industri manufaktur?
A. Mengukur diameter lubang
B. Mengukur ketebalan material
C. Mengukur panjang benda
D. Mengukur sudut rotasi

Jawaban:
B. Mengukur ketebalan material

Pembahasan:
Salah satu fungsi utama mikrometer sekrup dalam industri manufaktur adalah untuk mengukur ketebalan material. Mikrometer sekrup memungkinkan pengukuran ketebalan dengan presisi tinggi, sehingga penting dalam memastikan ketepatan dan kualitas produk yang dihasilkan.

Soal 6:
Berapa jumlah putaran skrup pada mikrometer sekrup jika menghasilkan perpindahan skala nonius sebesar 0,5 mm?
A. 2 putaran
B. 4 putaran
C. 8 putaran
D. 16 putaran

Jawaban:
A. 2 putaran

Pembahasan:
Pada mikrometer sekrup, setiap putaran skrup menghasilkan perpindahan skala nonius sebesar 0,5 mm. Oleh karena itu, untuk mendapatkan perpindahan sebesar 0,5 mm, dibutuhkan 2 putaran skrup.

Soal 7:
Apakah mikrometer sekrup termasuk alat pengukur presisi?
A. Ya, termasuk alat pengukur presisi.
B. Tidak, tidak termasuk alat pengukur presisi.

Jawaban:
A. Ya, termasuk alat pengukur presisi.

Pembahasan:
Mikrometer sekrup adalah alat pengukur presisi yang digunakan untuk mengukur dengan akurasi tinggi. Dengan skala utama dan skala noniusnya, mikrometer sekrup memungkinkan pengukuran yang sangat detail dan presisi.

Soal 8:
Dalam penggunaan mikrometer sekrup, apa yang dimaksud dengan pembacaan awal (zero error)?
A. Ketidaksesuaian antara nol pada skala utama dan skala nonius.
B. Ketidaksesuaian antara hasil pengukuran dan standar yang ditetapkan.
C. Ketidakakuratan skala pada mikrometer sekrup.
D. Ketidakstabilan hasil pengukuran saat diulang.

Jawaban:
A. Ketidaksesuaian antara nol pada skala utama dan skala nonius.

Pembahasan:
Pembacaan awal (zero error) pada mikrometer sekrup terjadi ketika nol pada skala utama dan skala nonius tidak sejajar. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam hasil pengukuran dan perlu dikoreksi agar mendapatkan hasil yang akurat.

Soal 9:
Apakah mikrometer sekrup termasuk alat pengukur dimensi luar atau dalam?
A. Alat pengukur dimensi luar.
B. Alat pengukur dimensi dalam.

Jawaban:
A. Alat pengukur dimensi luar.

Pembahasan:
Mikrometer sekrup biasanya digunakan untuk mengukur dimensi luar suatu objek, seperti diameter sebuah batang atau benda silinder. Dengan memasukkan objek di antara rahang tetap dan rahang gerak, mikrometer sekrup dapat mengukur dimensi luar secara presisi.

Soal 10:
Sebuah mikrometer sekrup memiliki skala utama dengan pembagian 0,01 mm dan skala nonius dengan pembagian 0,001 mm. Berapa hasil pengukuran jika skala utama terbaca pada angka 5 dan skala nonius pada garis angka 8?
A. 5,008 mm
B. 5,018 mm
C. 5,028 mm
D. 5,038 mm

Jawaban:
B. 5,018 mm

Pembahasan:
Pada kasus ini, hasil pengukuran dapat ditemukan dengan menjumlahkan angka pada skala utama dan angka pada skala nonius yang sejajar. Jadi, hasil pengukuran adalah 5,01 mm (skala utama) + 0,008 mm (skala nonius). Jadi, hasil pengukuran sebenarnya adalah 5,018 mm.

Soal 11:
Sebuah mikrometer sekrup memiliki skala utama dengan pembagian 0,02 mm dan skala nonius dengan pembagian 0,001 mm. Jika garis angka pada skala utama terbaca pada angka 6 dan garis angka pada skala nonius terbaca pada garis angka 15, berapakah hasil pengukuran yang sebenarnya?

Jawaban:
6,015 mm

Pembahasan:
Dalam kasus ini, hasil pengukuran dapat ditemukan dengan menjumlahkan angka pada skala utama dan angka pada skala nonius yang sejajar. Jadi, hasil pengukuran adalah 6,01 mm (skala utama) + 0,005 mm (skala nonius). Jadi, hasil pengukuran sebenarnya adalah 6,015 mm.

Soal 12:
Sebuah benda diukur menggunakan mikrometer sekrup, dan hasil pengukuran yang terbaca adalah 4,5 mm pada skala utama. Jika garis angka pada skala nonius terbaca pada garis angka 24, berapakah hasil pengukuran yang sebenarnya?

Jawaban:
4,524 mm

Pembahasan:
Untuk menemukan hasil pengukuran yang sebenarnya, kita perlu menjumlahkan angka pada skala utama dan angka pada skala nonius yang sejajar. Dalam kasus ini, hasil pengukuran sebenarnya adalah 4,52 mm (skala utama) + 0,004 mm (skala nonius). Jadi, hasil pengukuran yang sebenarnya adalah 4,524 mm.

Soal 13:
Sebuah mikrometer sekrup memiliki skala utama dengan pembagian 0,1 mm dan skala nonius dengan pembagian 0,02 mm. Jika garis angka pada skala utama terbaca pada angka 8 dan garis angka pada skala nonius terbaca pada garis angka 35, berapakah hasil pengukuran yang sebenarnya?

Jawaban:
8,35 mm

Pembahasan:
Hasil pengukuran sebenarnya dapat ditemukan dengan menjumlahkan angka pada skala utama dan angka pada skala nonius yang sejajar. Jadi, hasil pengukuran adalah 8,3 mm (skala utama) + 0,05 mm (skala nonius). Jadi, hasil pengukuran sebenarnya adalah 8,35 mm.

Soal 14:
Dalam penggunaan mikrometer sekrup, apa yang dimaksud dengan pembacaan akhir?

Jawaban:
Pembacaan akhir adalah angka yang terbaca pada skala utama dan skala nonius setelah dilakukan pembacaan dan pengukuran dengan mikrometer sekrup.

Soal 15:
Berapa ketelitian pengukuran mikrometer sekrup dengan skala utama 0,2 mm dan skala nonius 20 divisi?

Jawaban:
0,01 mm

Pembahasan:
Ketelitian pengukuran mikrometer sekrup dapat dihitung dengan rumus: (skala utama) / (jumlah divisi skala nonius). Dalam hal ini, 0,2 mm dibagi dengan 20 divisi. Hasilnya adalah 0,01 mm, yang menunjukkan ketelitian pengukuran mikrometer sekrup.

Pemahaman dan penguasaan penggunaan mikrometer sekrup merupakan keterampilan yang penting dalam dunia pengukuran presisi. Melalui kumpulan contoh soal yang telah disajikan, pembaca dapat menguji dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengoperasikan mikrometer sekrup serta memahami konsep-konsep yang terkait.

Penggunaan mikrometer sekrup membutuhkan ketelitian, pemahaman skala utama dan skala nonius, serta kemampuan untuk melakukan perhitungan yang akurat. Dengan menguasai penggunaan mikrometer sekrup, kita dapat memperoleh hasil pengukuran yang presisi dan memastikan kualitas produk yang tinggi.

Galih Wsk Dengan pengetahuan dan keahliannya yang mendalam di bidang elektro dan statistik, Galish WSK alumni pascasarjana ITS Surabaya kini mendedikasikan dirinya untuk berbagi pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang perkembangan terkini di bidang statistika dan elektronika via wikielektronika.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page