⏩Temukan ragam contoh soal jangka sorong dan jawabannya lengkap dengan pembahasan⭐ Kumpulan soal terbaru di tahun ini☑️
Pentingnya pemahaman dan penerapan jangka sorong dalam pengukuran dimensi tidak dapat diabaikan dalam berbagai bidang seperti teknik, manufaktur, dan ilmu pengetahuan.
Untuk membantu memperkuat pemahaman kita tentang penggunaan jangka sorong, berikut ini adalah kumpulan contoh soal yang menantang serta pembahasannya.
Soal-soal ini dirancang untuk melatih kemampuan dalam mengukur dengan akurasi tinggi menggunakan jangka sorong serta memahami konsep dan rumus yang terkait.
Dengan menguasai pemahaman ini, diharapkan kita dapat mengaplikasikan jangka sorong dengan tepat dan efektif dalam berbagai situasi pengukuran yang kompleks. Bersiaplah untuk mengasah keterampilan pengukuran dan tantang diri Anda dengan soal-soal yang menarik ini!
Contoh Soal Menghitung Jangka Sorong
Berikut kami paparkan 10 contoh soal jangka sorong yang dikemas dalam soal cerita lengkap dengan jawaban pembahasannya untuk bahan refrensi belajar anda.
Soal 1:
Sebuah balok diukur lebarnya menggunakan vernier caliper dan mendapatkan hasil seperti gambar dibawah ini. Berapakah lebar balok tersebut ?
Pembahasan :
Garis disebelah atas menunjukkan skala utama, sedangkan garis di sebelah bawah merupakan skala nonius (skala tambahan. Jadi pengukuran diatas menggunakan satuan CM. Dan jarak antar tiap garis pada skala utama adalah 1 cm. Maka :
Angka 0 pada skala nonius berada diantara 1.9 dan 2, sehingga skala utama = 1.9 cm
Garis pada skala nonius yang berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-8, sehingga skala nonius = 8 x 0.01 cm = 0.08 cm.
(0.01 cm = 0.1 mm merupakan batas ketelitian vernier caliper)
Sehingga hasil pengukuran = 1.9 cm + 0.88 cm = 1.98 cm
Soal 2:
Siswa dari SMP Negeri 1 Malang mendapatkan tugas untuk mengukur ketebalan plat baja menggunakan vernier caliper yang mana diperoleh hasil seperti gambar dibawah ini.
Berapakah ketebalan plat baja yang diukur siswa tersebut ?
Pembahasan :
Untuk mulai menghitung, langkah pertama yang harus anda lakukan ialah memperhatikan garis pendek yang berhimpit diantara skala utama dan skala nonius (lihat gambar )
Skala utama = 0,9 cm
Skala nonius = 8 x 0,01 = 0,08 cm
Hasil pengukuran = (0,9 + 0,08) cm = 0,98 cm = 9,8 mmJadi ketebalan plat baja yang diukur siswa SMP Negeri 1 Malang adalah 9,8 mm
Soal 3:
Berapakah panjang benda yang diukur jika nilai skala utama dan skala nonius terlihat seperti gambar dibawah ini ?
Pembahasan :
Lingkaran merah = 5 x 0.01 = 0.05 cm
Hasil pengukuran = 5,3 + 0.05 = 5,35 cm
Soal 4:
Sebuah logam diukur menggunakan mistar sorong dan memiliki nilai pengukuran seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Tentukan nilai hasil pengukurannya!
Pembahasan :
Skala Nonius = 3,5
Skala Terkecil = 0,05 mm
Hasil Pengukuran :
= 1,4 cm + (3,5 × 0,05 mm)
= 1,4 cm + 0,175 mm
= 1,4 cm + 0,0175 cm
= 1,4175 cm
Soal 5:
Jika hasil pengukuran yang dihasilkan dengan mistar sorong adalah 4,35 cm, penulisan laporan hasil pengukuran yang benar menurut kaidah ilmiah adalah?
Pembahasan :
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai :
Dengan :
xo = hasil pengukuran yang terbaca
Δx = ketidakpastian alat ukur.
Jika menggunakan mistar, maka ketidakpastiannya adalah 0,05 cm. Dengan demikian, penulisan laporan hasil pengukuran yang benar adalah : (4,35 ± 0,05) cm.
Soal 6:
Mengukur panjang suatu benda dengan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran sebesar 5,6 cm. Berapakah hasil pengukuran tersebut dalam milimeter (mm)?
Jawaban: 56 mm
Pembahasan: Karena 1 cm = 10 mm, maka hasil pengukuran 5,6 cm dapat dikonversi menjadi 56 mm.
Soal 7:
Jangka sorong memiliki skala utama hingga 150 mm dan skala nonius dengan 10 pembagian. Jika angka pada skala utama adalah 12 mm dan angka pada skala nonius adalah 5,2 mm, berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
Jawaban: 125,2 mm
Pembahasan: Dalam rumus jangka sorong, hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Substitusi angka yang diberikan akan menghasilkan (12 mm × 10) + (5,2 mm) = 125,2 mm.
Soal 8:
Diameter suatu poros diukur menggunakan jangka sorong dan diperoleh hasil pengukuran sebesar 4,8 mm. Berapakah diameter poros tersebut dalam satuan inci (in)? (Gunakan 1 in = 25,4 mm)
Jawaban: 0,189 in
Pembahasan: Karena 1 in = 25,4 mm, maka hasil pengukuran 4,8 mm dapat dikonversi menjadi 4,8 mm ÷ 25,4 mm/in ≈ 0,189 in.
Soal 9:
Pada jangka sorong, angka pada skala utama adalah 8 mm dan angka pada skala nonius adalah 0,35 mm. Berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
Jawaban: 8,35 mm
Pembahasan: Hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Dengan substitusi angka yang diberikan, akan diperoleh (8 mm) + (0,35 mm) = 8,35 mm.
Soal 10:
Mengukur ketebalan suatu pelat logam dengan jangka sorong dan diperoleh hasil pengukuran sebesar 2,5 mm. Berapakah hasil pengukuran tersebut dalam satuan inci (in)?
Jawaban: 0,098 in
Pembahasan: Karena 1 in = 25,4 mm, maka hasil pengukuran 2,5 mm dapat dikonversi menjadi 2,5 mm ÷ 25,4 mm/in ≈ 0,098 in.
Contoh Soal Jangka Sorong Pilihan Ganda
Berikut adalah 10 soal pilihan ganda mengenai jangka sorong beserta jawaban dan pembahasannya:
Soal 11:
Ada berapa fungsi utama alat ukur jangka sorong?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Jawaban: B. 2
Pembahasan: Jangka sorong memiliki dua fungsi utama yaitu pengukuran dimensi dan pengukuran diameter.
Soal 12:
Satuan yang umum digunakan dalam jangka sorong adalah…
A. Meter (m)
B. Centimeter (cm)
C. Milimeter (mm)
D. Kilometer (km)
Jawaban: C. Milimeter (mm)
Pembahasan: Satuan yang umum digunakan dalam jangka sorong adalah milimeter (mm) untuk mengukur dengan presisi yang tinggi.
Soal 13:
Berapa skala terkecil pada jangka sorong?
A. 0,01 mm
B. 0,1 mm
C. 1 mm
D. 10 mm
Jawaban: A. 0,01 mm
Pembahasan: Skala terkecil pada jangka sorong biasanya mencapai pembagian 0,01 mm untuk hasil pengukuran yang sangat presisi.
Soal 14:
Apa fungsi skala nonius pada jangka sorong?
A. Menunjukkan ukuran pada skala utama
B. Mengukur diameter
C. Memberikan pembacaan yang lebih presisi
D. Mengunci lengan yang dapat digerakkan
Jawaban: C. Memberikan pembacaan yang lebih presisi
Pembahasan: Skala nonius pada jangka sorong digunakan untuk memberikan pembacaan yang lebih presisi dibandingkan hanya menggunakan skala utama.
Soal 15:
Selain jangka sorong, alat lain yang sering digunakan untuk mengukur dengan presisi adalah…
A. Penggaris
B. Meteran
C. Mikrometer
D. Thermometer
Jawaban: C. Mikrometer
Pembahasan: Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dengan tingkat presisi yang sangat tinggi, khususnya untuk ukuran yang sangat kecil.
Soal 16:
Rumus untuk menghitung hasil pengukuran pada jangka sorong adalah…
A. Ukuran = N × skala utama
B. Ukuran = N × skala nonius
C. Ukuran = (N × skala utama) + (m × skala nonius)
D. Ukuran = N + m
Jawaban: C. Ukuran = (N × skala utama) + (m × skala nonius)
Pembahasan: Rumus tersebut menggabungkan kontribusi dari skala utama dan skala nonius dalam menghitung hasil pengukuran pada jangka sorong.
Soal 17:
Jangka sorong juga dikenal dengan sebutan…
A. Kumpas
B. Meteran
C. Galvanometer
D. Mikroskop
Jawaban: A. Kumpas
Pembahasan: Jangka sorong juga dikenal dengan sebutan kumpas dalam bahasa Indonesia.
Soal 18:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur…
A. Suhu
B. Kecepatan
C. Waktu
D. Dimensi objek
Jawaban: D. Dimensi objek
Pembahasan: Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi objek seperti panjang, lebar, ketebalan, dan diameter dengan akurasi tinggi.
Soal 19:
Pada jangka sorong, angka pada skala nonius menunjukkan…
A. Angka desimal
B. Angka bulat
C. Angka pecahan
D. Angka negatif
Jawaban: A. Angka desimal
Pembahasan: Angka pada skala nonius pada jangka sorong menunjukkan angka desimal yang memberikan fraksi dari satuan pengukuran yang lebih kecil.
Soal 20:
Jangka sorong memiliki dua lengan, yaitu lengan tetap dan…
A. Lengan pengunci
B. Lengan penunjuk
C. Lengan gerak
D. Lengan penahan
Jawaban: C. Lengan gerak
Pembahasan: Jangka sorong memiliki dua lengan, yaitu lengan tetap dan lengan gerak yang dapat digerakkan untuk mengukur objek dengan presisi.
Soal 21:
Jangka sorong memiliki skala utama hingga 200 mm dan skala nonius dengan 20 pembagian. Jika angka pada skala utama adalah 150 mm dan angka pada skala nonius adalah 6,5 mm, berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
A. 156,5 mm
B. 165 mm
C. 172 mm
D. 180,5 mm
Jawaban: A. 156,5 mm
Pembahasan: Dalam rumus jangka sorong, hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Substitusi angka yang diberikan akan menghasilkan (150 mm) + (6,5 mm) = 156,5 mm.
Soal 22:
Mengukur diameter suatu baut dengan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran sebesar 8,3 mm. Berapakah jari-jari dari baut tersebut?
A. 4,15 mm
B. 4,3 mm
C. 4,6 mm
D. 4,8 mm
Jawaban: A. 4,15 mm
Pembahasan: Diameter baut adalah dua kali jari-jari. Oleh karena itu, jari-jari baut dapat dihitung sebagai setengah dari hasil pengukuran, yaitu 8,3 mm ÷ 2 = 4,15 mm.
Soal 23:
Jangka sorong memiliki skala utama hingga 6 inci dan skala nonius dengan 50 pembagian. Jika angka pada skala utama adalah 4,5 inci dan angka pada skala nonius adalah 0,32 inci, berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini?
A. 4,82 inci
B. 4,82 mm
C. 4,82 cm
D. 4,82 ft
Jawaban: A. 4,82 inci
Pembahasan: Dalam rumus jangka sorong, hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Substitusi angka yang diberikan akan menghasilkan (4,5 inci) + (0,32 inci) = 4,82 inci.
Soal 24:
Mengukur ketebalan suatu lembar kertas dengan jangka sorong diperoleh hasil pengukuran sebesar 0,03 mm. Berapakah ketebalan lembar kertas tersebut dalam satuan meter (m)?
A. 0,00003 m
B. 0,0003 m
C. 0,003 m
D. 0,03 m
Jawaban: A. 0,00003 m
Pembahasan: Karena 1 mm = 0,001 m, maka hasil pengukuran 0,03 mm dapat dikonversi menjadi 0,03 mm × 0,001 m/mm = 0,00003 m.
Soal 25:
Pada jangka sorong, angka pada skala utama adalah 2 cm dan angka pada skala nonius adalah 0,28 mm. Berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong ini dalam satuan meter (m)?
A. 0,0228 m
B. 0,2028 m
C. 0,022 cm
D. 0,202 cm
Jawaban: B. 0,2028 m
Pembahasan: Hasil pengukuran dapat dihitung sebagai (N × skala utama) + (m × skala nonius). Dengan substitusi angka yang diberikan, akan diperoleh (2 cm) + (0,28 mm × 0,001 m/mm) = 0,2028 m.
Demikianlah kumpulan contoh soal jangka sorong dan jawabannya yang bisa wikielektronika ulas untuk anda semuanya. Dengan menguasai dan mempraktikkan contoh-contoh soal jangka sorong yang telah diberikan, diharapkan pembaca dapat meningkatkan keahlian dan kepercayaan diri dalam mengoperasikan jenis alat ukur ini.
Kemampuan dalam mengukur dengan akurasi tinggi adalah keterampilan yang sangat penting dalam berbagai industri dan disiplin ilmu. Jangka sorong, dengan kelebihan presisi dan fleksibilitasnya, menjadi alat yang tak ternilai dalam menjawab kebutuhan pengukuran yang detail dan teliti.
Dengan melatih dan memahami berbagai aspek penggunaan jangka sorong, kita dapat memastikan bahwa hasil pengukuran kita akurat, konsisten, dan dapat diandalkan.
Jangan lupa bahwa pemahaman konsep dan praktik pengukuran dengan jangka sorong memerlukan latihan yang konsisten dan kesabaran. Teruslah berlatih, dan seiring berjalannya waktu, penggunaan jangka sorong akan menjadi semakin nyaman dan terasa alami.
Dengan mempelajari dan mempraktekkan contoh-contoh soal jangka sorong, kita dapat memperkuat fondasi pengetahuan dan meningkatkan keterampilan kita dalam dunia pengukuran.