Pengertian dan 7 Prinsip HACCP

3 min read

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa HACCP merupakan sebuah sistem yang dibuat dengan tujuan mengindentifikasi adanya bahaya dalam produk industri, tidak hanya makanan, untuk kemudian dilakukan pengendalian agar tetap menjamin keamanan produk.

Prosedur dan Kaidah HACCP

Prinsip HACCP sebenarnya mempunyai konsep yang dapat dipelajari. Melalui konsep tersebut, sertifikat HACCP setidaknya harus memenuhi kaidah sesuai yang sudah ditentukan. Seperti misalnya kaidah yang mengacu pada peraturan dari pemangku kebijakan, dalam hal ini adalah pemerintah.

Dalam pembuatan sertifikat pun, setiap industri atau perusahaan harus sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Selain itu juga harus memiliki sistem yang sudah diterapkan dalam proses produksi sesuai apa yang diatur oleh pemangku kebijakan.

Sertifikat yang diterbitkan untuk industri pun harus melalui inspeksi mutu yang dilakukan oleh inspektur mutu. Peninjauan dilakukan pada tempat industri guna melakukan analisis kelayakan.

Mengikuti Prosedur yang sudah distandarisasi merupakan kaidah selanjutnya harus dipelajari dalam mendapatkan sertifikat HACCP. Prosedur pengajuan HACCP ini pun tidak merepotkan, dimana industri bisa melakukan pengajuan HACCP online melalui email.

Caranya adalah dengan melampirkan atau menyertakan semua persyaratan yang sudah disiapkan sebelumnya. Persyaratan tersebut dilampirkan dalam email untuk kemudian diproses sebelum dilakukan peninjauan.

Baca Juga : Pengertian Vendor

Prinsip HACCP

prinsip HACCP

Pada dasarnya, terdapat 7 prinsip HACCP yang telah ditetapkan. Diantara 7 prinsip tersebut bisa anda ulas pada point point dibawah ini :

  • Analisa Terhadap Bahaya

Prinsip ini merupakan proses identifikasi terhadap bahay yang kemungkinan terjadi dalam sebuah produk/ proses pada tiap tiap tahapan yang terjadi.

  • Penentuan Titik Kendali Kritis (Critical Control Point/CCP)

Pada prinsip haccp yang kedua ini, dilakukan identifikasi tiap tahapan proses yang dilakukan. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah atau menghilangkan potensi bahaya sampai ke tingkat yang bisa diterima.

  • Penetapan Batas Kritis

Yang dimaksud dengan batas kritis adalah batas toleransi yang ditetapkan dengan tujuan tidak boleh dilampaui oleh para pemilik usaha. Batas batas kritis yang ditetapkan ini bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

  • Penetapan Prosedur Monitoring

Pada prinsip ini dilakukan tindakan terencana untuk mengamati dan menguji efektivitas pengendalian suatu CCP. Penetapan prosedur monitoring ini juga bertujuan untuk mencegah kerugian/ masalah yang ada.

  • Penetapan Tindakan Evaluasi/ Koreksi

Prinsip haccp yang kelima merupakan proses penetapan tindakan evaluasi terhadap hasil pemantauan. Usaha yang dilakukan berupa tindakan terencana terhadap suatu CCP yang ada.

  • Penetapan Prosedur Verivikasi

Prinsip haccp yang keenam berupa tindakan untuk menguji apakah sistem HACCP yang telah dilakukan berjalan secara efektif sesuai dengan rencana ataukah perlu perbaikan. Prosedur verifikasi ini bisa berupa audit maupun uji laboratorium produk olahan yang sudah ada.

  • Mengembangkan Sistem Rekaman (Dokumentasi)

Pada prinsip haccp yang terahir ini, dilakukan aktifitas pencatatan atau dokumentasi pada tiap tiap prosedur yang berkenaan dengan proses kerja dan hasil identifikasi titik kritis yang telah dilakukan.

Tujuan HACCP

HACCP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page