Kode Cetak pada Resistor: Petunjuk Membaca Nilai Resistor

8 min read

Kode cetak pada resistor – Pernahkah Anda melihat deretan angka dan simbol aneh yang terukir pada resistor? Itu adalah kode cetak, bahasa rahasia yang digunakan untuk mengungkap nilai resistansi komponen elektronik vital ini. Tanpa kode ini, kita akan kesulitan memilih resistor yang tepat untuk rangkaian elektronik kita.

Kode cetak adalah seperti peta harta karun yang mengarahkan kita ke nilai resistansi yang tersembunyi di dalam resistor.

Kode cetak pada resistor sebenarnya adalah sistem sederhana yang digunakan untuk menunjukkan nilai resistansi, toleransi, dan karakteristik lainnya. Dalam panduan ini, kita akan mempelajari jenis-jenis kode cetak, cara membacanya, dan bagaimana kode ini membantu kita memahami peran resistor dalam rangkaian elektronik.

Mari kita selami dunia kode cetak dan buka rahasia resistansi!

Pengertian Kode Cetak pada Resistor

Resistor adalah komponen elektronik pasif yang berfungsi untuk membatasi aliran arus listrik. Resistor memiliki nilai resistansi tertentu yang diukur dalam satuan ohm (Ω). Untuk memudahkan identifikasi nilai resistansi, resistor biasanya diberi kode cetak yang berisi informasi mengenai nilai resistansinya.

Kode cetak ini biasanya dicetak langsung pada tubuh resistor.

Kode Cetak pada Resistor

Kode cetak pada resistor adalah simbol-simbol yang dicetak pada tubuh resistor untuk menunjukkan nilai resistansinya. Kode cetak ini umumnya terdiri dari angka-angka dan pita warna. Ada dua jenis kode cetak yang umum digunakan: kode warna dan kode angka.

Ngomongin kode cetak pada resistor, emang sih kadang bikin bingung. Tapi, kalo kamu lagi ngerakit rangkaian sensor cahaya anti maling , kamu bakal butuh resistor buat ngatur arus yang mengalir ke sensor. Nah, kode cetak pada resistor ini penting banget buat ngebantu kamu milih resistor yang tepat sesuai kebutuhan.

Jadi, jangan anggap remeh, ya!

Kode Warna

Kode warna adalah sistem yang menggunakan pita warna untuk menunjukkan nilai resistansi. Setiap warna mewakili angka tertentu, dan urutan warna pada resistor menunjukkan nilai resistansi dan toleransi.

  • Pita pertama dan kedua menunjukkan dua digit pertama nilai resistansi.
  • Pita ketiga menunjukkan multiplier, yang merupakan jumlah nol yang harus ditambahkan ke dua digit pertama.
  • Pita keempat menunjukkan toleransi, yaitu rentang nilai resistansi yang diizinkan.

Berikut adalah tabel warna yang digunakan dalam kode warna resistor:

Warna Angka Multiplier Toleransi
Hitam 0 1
Coklat 1 10 ±1%
Merah 2 100 ±2%
Jingga 3 1.000
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000 ±0,5%
Biru 6 1.000.000 ±0,25%
Ungu 7 10.000.000 ±0,1%
Abu-abu 8 ±0,05%
Putih 9
Emas 0,1 ±5%
Perak 0,01 ±10%

Contoh: Sebuah resistor dengan kode warna cokelat-hitam-merah-emas memiliki nilai resistansi 1000 ohm (1kΩ) dengan toleransi ±5%. Pita pertama (cokelat) menunjukkan angka 1, pita kedua (hitam) menunjukkan angka 0, pita ketiga (merah) menunjukkan multiplier 100, dan pita keempat (emas) menunjukkan toleransi ±5%.

Kode Angka

Kode angka adalah sistem yang menggunakan angka untuk menunjukkan nilai resistansi. Kode angka biasanya digunakan pada resistor dengan nilai resistansi yang lebih tinggi atau pada resistor yang lebih kecil sehingga tidak cukup ruang untuk kode warna.

  • Angka pertama dan kedua menunjukkan dua digit pertama nilai resistansi.
  • Angka ketiga menunjukkan multiplier, yang merupakan jumlah nol yang harus ditambahkan ke dua digit pertama.
  • Huruf terakhir menunjukkan toleransi, yang diwakili oleh huruf.

Berikut adalah tabel huruf yang digunakan untuk menunjukkan toleransi dalam kode angka resistor:

Huruf Toleransi
F ±1%
G ±2%
J ±5%
K ±10%
M ±20%

Contoh: Sebuah resistor dengan kode angka 100K memiliki nilai resistansi 100.000 ohm (100kΩ) dengan toleransi ±10%. Angka pertama (1) menunjukkan angka 1, angka kedua (0) menunjukkan angka 0, angka ketiga (0) menunjukkan multiplier 100, dan huruf terakhir (K) menunjukkan toleransi ±10%.

Jenis-Jenis Kode Cetak

Kode cetak pada resistor
Kode cetak pada resistor adalah cara yang efektif untuk mengidentifikasi nilai resistansi, toleransi, dan informasi penting lainnya. Kode ini biasanya dicetak pada badan resistor, dan ada beberapa jenis kode yang umum digunakan. Jenis kode yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada ukuran resistor, produsen, dan jenis aplikasi.

Kode Warna

Kode warna adalah metode yang paling umum digunakan untuk menunjukkan nilai resistansi pada resistor. Kode ini menggunakan serangkaian warna untuk mewakili nilai-nilai numerik dan toleransi. Setiap warna memiliki nilai yang sesuai, dan kombinasi warna pada pita-pita yang dicetak pada resistor menunjukkan nilai resistansinya.

  • Setiap warna mewakili nilai numerik.
  • Pita pertama dan kedua menunjukkan dua digit pertama nilai resistansi.
  • Pita ketiga menunjukkan jumlah nol yang ditambahkan ke dua digit pertama.
  • Pita keempat menunjukkan toleransi.
  • Pita kelima, jika ada, menunjukkan koefisien suhu.

Contohnya, resistor dengan pita warna cokelat-hitam-merah-emas memiliki nilai resistansi 1000 ohm (1 kOhm) dengan toleransi ±5%. Kode warna ini adalah cara mudah dan cepat untuk mengidentifikasi nilai resistansi.

Kode Numerik, Kode cetak pada resistor

Kode numerik menggunakan angka untuk menunjukkan nilai resistansi. Metode ini biasanya digunakan pada resistor dengan nilai resistansi yang lebih tinggi, di mana penggunaan kode warna akan membutuhkan banyak pita warna.

Galih Wsk Dengan pengetahuan dan keahliannya yang mendalam di bidang elektro dan statistik, Galish WSK alumni pascasarjana ITS Surabaya kini mendedikasikan dirinya untuk berbagi pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang perkembangan terkini di bidang statistika dan elektronika via wikielektronika.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page