Temukan pemahaman yang mendalam tentang alat ukur baku dan tidak baku☑️ Prinsip pengukuran☑️ Karakteristik serta 20+ Contoh alat ☑️
Pengukuran adalah aspek fundamental dalam berbagai industri, memastikan ketepatan dan keandalan dalam berbagai aplikasi. Ketika berbicara tentang pengukuran, konsep “alat ukur baku dan tidak baku” memainkan peran yang sangat penting.
Dalam berbagai bidang kehidupan, penggunaan alat ukur yang akurat dan dapat diandalkan sangatlah penting. Alat ukur digunakan untuk mengukur berbagai hal, seperti panjang, massa, suhu, dan banyak parameter lainnya.
Namun, tidak semua alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan keandalan yang sama. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang alat ukur baku dan tidak baku, serta pentingnya menggunakan alat ukur yang standar dalam pengukuran.
Definisi
Pengertian Alat Ukur Baku
Alat ukur baku adalah jenis alat ukur yang telah ditetapkan standarnya oleh otoritas yang berwenang, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atau Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Alat ukur baku mengacu pada instrumen pengukuran yang telah diuji, dikalibrasi, dan disertifikasi oleh otoritas yang berwenang.
Jenis alat ukur ini memiliki akurasi yang tinggi dan dianggap sebagai standar untuk mengukur besaran tertentu. Dalam penggunaannya, alat ukur baku memberikan kepastian dan keandalan dalam hasil pengukuran.
Pengertian Alat Ukur Tidak Baku
Di sisi lain, alat ukur tidak baku adalah alat yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Alat-alat ini biasanya tidak melewati proses kalibrasi dan sertifikasi yang ketat, sehingga tingkat keakuratannya tidak dapat dijamin.
Alat ukur tidak baku ini sering kali digunakan secara umum, terutama dalam pengukuran sehari-hari di berbagai sektor. Jenis alat ukur ini biasanya hanya digunakan dalam situasi di mana tingkat akurasi yang tinggi tidak diperlukan atau tidak ekonomis.