Perbedaan Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu, dan Krama Alus – Dalam bahasa Jawa, terdapat empat jenis bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat kesopanan, yaitu ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama alus. Perbedaan keempat jenis bahasa ini terletak pada penggunaan kata ganti, kata kerja, dan tata bahasa.
Ngoko lugu adalah bahasa yang digunakan dalam situasi informal dan akrab, sedangkan ngoko alus digunakan dalam situasi yang lebih formal dan sopan. Krama lugu digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati, sedangkan krama alus digunakan dalam situasi yang sangat formal dan penuh penghormatan.
Pengertian dan Ciri Khas Ngoko Lugu
Ngoko lugu adalah bahasa Jawa yang digunakan dalam situasi santai dan tidak resmi. Bahasa ini memiliki ciri khas sebagai berikut:
Ciri-ciri Ngoko Lugu:
Dalam bahasa Jawa, terdapat tingkatan bahasa yang dibedakan menjadi Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu, dan Krama Alus. Setiap tingkatan memiliki tata bahasa dan kosakata yang berbeda, disesuaikan dengan konteks dan lawan bicara. Seperti halnya dalam bahasa Inggris, kata “rain” dan “rainy” juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Perbedaan Rain dan Rainy terletak pada makna dan penggunaannya. “Rain” merujuk pada peristiwa turunnya air dari langit, sedangkan “rainy” menggambarkan kondisi yang berhubungan dengan hujan, seperti suasana atau cuaca.
- Menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.
- Tidak menggunakan kata-kata halus atau krama.
- Sering menggunakan kata-kata slang atau bahasa gaul.
- Tidak terikat oleh aturan tata bahasa yang baku.
Contoh Kalimat Ngoko Lugu
Berikut adalah beberapa contoh kalimat dalam bahasa ngoco lugu:
- “Kowe lagi ngapain?” (Kamu sedang apa?)
- “Aku lagi mangan.” (Aku sedang makan.)
- “Ayo dolan bareng!” (Ayo jalan-jalan bersama!)
Pengertian dan Ciri Khas Ngoko Alus
Ngoko alus adalah tingkat bahasa Jawa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang lebih halus dan sopan dibandingkan dengan ngoko lugu. Bahasa ini digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara yang lebih tua, dihormati, atau berada dalam posisi sosial yang lebih tinggi.
Perbedaan Ngoko Lugu, Ngoko Alus, Krama Lugu, dan Krama Alus dalam bahasa Jawa menggambarkan tingkatan kesopanan. Sama halnya dengan barang, ada yang original (ORI) dan ada yang Completely Knock Down (CKD). Seperti perbedaan Barang CKD dan Ori , tingkatan bahasa Jawa juga memiliki karakteristik tersendiri.
Ngoko Lugu dan Krama Lugu bersifat lebih santai, sementara Ngoko Alus dan Krama Alus digunakan dalam situasi yang lebih formal.
Ciri-ciri ngoko alus antara lain:
- Menggunakan kata ganti orang kedua “panjenengan” untuk lawan bicara yang dihormati.
- Menggunakan kata kerja halus seperti “dados” (menjadi), “tindak” (berbuat), dan “nderek” (mengikuti).
- Menggunakan partikel sopan seperti “-ipun” (juga) dan “-dalem” (dalam).
- Menggunakan ungkapan yang lebih halus seperti “matur nuwun” (terima kasih) dan “punten” (maaf).
Contoh penggunaan ngoko alus dalam percakapan: