Mengenal Sistem Bilangan dan Cara Konversinya

8 min read

2158 = 2 × 82 + 1 × 81 + 5 × 80

= 2 × 64 + 1 × 8 + 5 × 1

= 128 + 8 + 5

= 14110

Ada pula bilangan yang disebut sistem bilangan real, yaitu bilangan yang dapat dipakai dalam operasi bilangan sebagaimana yang dilakukan seperti biasa. Bilangan real disimbolkan dengan R. Bilangan real ini banyak digunakan untuk operasi perhitungan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sistem ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu bilangan rasional dan bilangan irasional. Bilangan rasional merupakan sistem bilangan real yang bisa dinyatakan menjadi bentuk pecahan, dimana masing-masing bilangan adalah bilangan bulat dan bilangan penyebut tidak sama dengan 0.

Sementara bilangan irasional adalah numeric system yang tidak bisa dinyatakan ke dalam bentuk pecahan namun bisa dinyatakan dalam bentuk desimal. Contoh yang paling sering digunakan adalah phi = 3,14.

Sifat-Sifat Bilangan Real :

Bilangan real memiliki sifat khusus. Sifat sistem bilangan adalah sifat yang hanya dimiliki oleh bilangan real. Ada sifat tertutup, yaitu operasi penjumlahan dan perkalian antara bilangan real yang juga menghasilkan bilangan real. Selain itu, ada beberapa sifat lain yang hanya dimiliki oleh bilangan real.

a. Mempunyai Invers

Bilangan real memiliki sifat mempunyai invers. Artinya, setiap bilangan nyata memiliki invers real terhadap operasi perkalian dan penjumlahan. Artinya, apabila suatu bilangan nyata dikalikan atau dijumlahkan dengan inversnya, maka akan menghasilkan unsur identitas bilangan tersebut.

b. Bersifat Distributif

Sifat distributive pada sistem bilangan real artinya penyebaran dua operasi hitung berbeda. Salah satunya berfungsi untuk operasi hitung penyebaran sedangkan operasi lain dipakai untuk menyebarkan bilangan.

c. Tidak dapat Dibagi dengan Nol

Bilangan real memiliki sifat tidak ada pembagi nol. Jika bilangan real dibagi dengan nol, mak hasilnya adalah tidak terdefinisi.

Konversi Sistem Bilangan

konversi bilangan

Pada materi tentang sistem bilangan, terdapat pembahasan tentang konversi bilangan. Sebagaimana yang diketahui, sistem bilangan ada berbagai macam jenisnya.

Masing-masing jenis sistem bilangan itu kemudian masih bisa diubah menjadi sistem bilangan lain dengan cara konversi. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat dan jelas tentang konversi dari bilangan desimal ke biner.

Dalam pembahasan sebelumnya, terdapat pembahasan yang membahas tentang basis bilangan. Setiap number system menggunakan suatu basis atau bilangan dasar tertentu.

Berkaitan dengan basis tersebut, bilangan dapat dikonversikan yang kemudian disebut dengan konversi sistem bilangan, yaitu proses satu sistem bilangan berbasis tertentu kemudian dikonversikan (diubah) menjadi bilangan berbasis lain.

Secara garis besar, yang dimaksud dengan konversi pada sistem bilangan ini adalah sebuah proses dimana suatu sistem bilangan dengan basis tertentu kemudian diubah menjadi sistem bilangan berbasis lain.

Misalnya pada contoh konversi bilangan desimal menjadi biner. Konversi ini dilakukan untuk mengubah sistem bilangan dengan basis 10 menjadi sistem bilangan biner dengan basis 2. Cara konversinya pun berbeda-beda.

Ada beberapa konversi yang bisa dilakukan, seperti konversi dari bilangan desimal ke biner atau sebaliknya, desimal ke oktal, desimal ke heksadesimal dan lain sebagainya. Cara konversi masing-masing bilangan pun berbeda dan memiliki aturan sendiri.

Sistem bilangan adalah salah satu materi dasar yang harus dipelajari dalam ilmu matematika karena bisa digunakan untuk banyak hal. Contoh sederhana mengenai konversi sistem bilangan bisa anda lihat pada ulasan dibawah ini :

a. Rubahlah bentuk angka 349 kedalam bentuk biner, desimal, oktal, dan hexadesimal !

Jawaban :

  • Bilangan 349 dalam sistem bilangan desimal adalah 349.
  • Bilangan 349 dalam sistem bilangan oktal adalah 535.
  • Angka 349 dalam sistem bilangan biner adalah 101011101
  • Angka 349 dalam sistem bilangan heksadesimal adalah 15D

Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner

Konversi dari bilangan desimal menjadi bilangan biner adalah dengan cara membagi bilangan desimal dengan 2 kemudian menyimpan sisa hasil pembagian per pembagian hingga hasil pembagiannya <2. Hasil konversinya merupakan urutan sisa pembagian dari paling akhir hingga yang paling awal.

Galih Wsk Dengan pengetahuan dan keahliannya yang mendalam di bidang elektro dan statistik, Galish WSK alumni pascasarjana ITS Surabaya kini mendedikasikan dirinya untuk berbagi pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang perkembangan terkini di bidang statistika dan elektronika via wikielektronika.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page