⏩Penjelasan lengkap apa itu Skala Likert Menurut Ahli (Sugiyono & Anwar) ☑️ Rumus dan Contoh Kuisioner Menghitung Skala Likert☑️
Ketika sedang melakukan penelitian, Anda tentu tidak asing dengan pemakaian skala. Skala dimaksudkan untuk membuat proses penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan objek yang sedang diteliti. Salah satu skala yang bisa digunakan ialah skala likert.
Skala likert seringkali dikenal dengan istilah skala lima. Maksudnya adalah didalam skala likert terdapat 5 opsi jawaban yang digunakan untuk memungkinkan individu mengungkapkan seberapa besar mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tertentu.
Pahami apa itu skala likert dan bagaimana menggunakannya dalam mengukur tingkat kepuasan responden dalam sebuah kasus spesifik yang ingin Anda teliti melalui ulasan berikut ini
Apa itu Skala Likert ?
Skala likert adalah metode skala bipolar dalam statistika yang digunakan untuk mengukur data kuantitatif baik berupa data tanggapan positif maupun negatif. Terdapat 5 pilihan tanggapan yang umum digunakan pada kuisioner skala likert, yaitu sangat senang (SS), Senang (S). Netral (N), Tidak Senang (TS), dan sangat tidak senang (STS).
Menurut (Sugiyono, 2017), Skala Likert adalah skala penilaian yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, atau perilaku responden terhadap pertanyaan pertanyaan tertentu.
Tujuan dari pengukuran skala likert adalah untuk mengubah respon kualitatif menjadi data kuantitatif sehingga diketahui seberapa besar responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang diterima.
Agar tidak kesulitan menggunakan skala yang satu ini, ada baiknya Anda mengetahui teknis dan cara penggunaannya. Dengan begitu, proses pengukuran data yang digunakan lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan skala dengan jenis yang berbeda.
Apabila Anda tidak mengetahui secara rinci teknis penggunaan skala likert, maka proses pengambilan data dan perhitungannya akan mendapatkan gangguan.
Karena itu, agar makin efektif dan efisien dalam penggunaan skala tersebut, sebaiknya pelajari terlebih dahulu teknis pemakaian dan penerapannya untuk berbagai kasus.
Ada 5 aspek kepuasan pelanggan dalam pengujian skala likert, diantara aspek aspek tersebut adalah :
- Aspek Tangibles : Kemampuan suatu perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya, dimana bentuk pelayanan tersebut bisa dirasakan secara langsung oleh para pelanggan.
- Aspek Reliability dan Assurance : Kemampuan sebuah perusahaan dalam memberikan pelayanan bagi para pelanggannya. Sebagai contoh penyediaan fasilitas, ruangan, bangunan, maupun bentuk pelayanan fisik lainnya.
- Aspek Responsiveness : Sebuah aspek dimana tolak ukur sebuah pelayanan akan sangat mempengaruhi perilaku dan kepuasan orang orang yang mendapatkan pelayanan tersebut.
- Aspek Empathy : Pelayanan dari perusahaan yang berkaitan dengan kepuasan para pelanggan. Contoh aspek empati misalnya bentuk perhatian yang tulus dan dekat kepada tiap tiap pelanggan, sehingga perusahaan dapat mengetahui kebutuhan serta keingginan pelanggan secara spesifik.
- Aspek Information System : Perusahaan memiliki data yang digunakan untuk penunjang kepuasan para pelanggan yang ada.
Pengertian Skala Likert Menurut Para Ahli
Skala likert menurut para ahli memiliki spectrum yang luas, salah satu ahli yang mengemukakan pendapat untuk mengartikan skala ini adalah Anwar dan Sugiyono. Kedua ahli tersebut memberikan pengertian skala tersebut secara rinci, berikut merupakan uraiannya.
-
Skala Likert Menurut Anwar
Anwar menjelaskan bahwa skala likert adalah metode penskalaan atas pernyataan sikap. Ia menggunakan respon sebagai sebuah distribusi dan penentu nilai dari skala yang dipakai untuk penelitian yang dilakukan.
Terdapat beberapa kategori respon yang bisa digunakan oleh peneliti, yakni respon sangat setuju yang disingkat sebagai SS, setuju, yang disingkat sebagai S dan dua pernyataan sikap negative. Pernyataan negative tersebut adalah tidak setuju yang disingkat TS, dan sangat tidak setuju atau STS.
Ketika memberikan jawaban, subjek diminta menjawab dengan jujur, sehingga skala pengukuran likert tersebut lebih akurat dan terpercaya hasilnya. Jawaban yang telah didapatkan dari responden akan dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil penelitian.
-
Skala Likert Menurut Sugiyono
Ahli kedua yang menjabarkan mengenai skala ini adalah Sugiyono, dalam skala likert menurut sugiyono, skala ini dimaksudkan untuk mengukur sikap yang dimiliki oleh responden. Bisa juga digunakan untuk melihat pendapat atau persepsi seseorang maupun sekelompok orang, sehingga mendapatkan jawaban yang tepat untuk fenomena sosial yang diteliti.
Agar bisa memberikan pengukuran jawaban yang tepat, maka peneliti menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner ataupun angket. Pengumpulan jawaban kemudian dilakukan dan dianalisis, sehingga menghasilkan jawaban yang sesuai dengan fenomena yang diteliti.
Kapan Kita Perlu Menggunakan Skala Likert?
Kapan harus menggunakan skala seperti ini dalam proses pengambilan data akan kami jawab disini. Berikut ini adalah beberapa kondisi paling tepat menggunakan likert sebagai acuan pengambilan datanya.
- Menggambarkan posisi relatif dalam pengelompokan
Ketika kita ingin menggambarkan seperti apa posisi relatif dalam pengelompokan responden maka ini adalah opsi tepat. Kita bisa dengan mudah mengelompokan para responden berdasarkan statementnya.
Jadi dengan menggunakan pendekatan tersebut peneliti tidak perlu harus menyaring secara manual. Kita bisa lihat langsung dari skor responden mereka setelah mengisi angket.
- Membandingkan skor subjek secara normatif
Penilaian subjek secara normatif dapat dilakukan paling sederhana memang menggunakan pendekatan likert. Kita bisa tahu seperti apa posisi statement mereka dalam sebuah kasus.
Sehingga ini dapat menjadi acuan penting yang mampu dijadikan sebagai landasan pengambilan kesimpulan. Hasilnya bisa akurat karena penilaian dari statement tersebut adalah angka.
- Ingin mendapatkan hasil kuantitatif dari data kualitatif
Jika Anda ingin mendapatkan hasil kuantitatif menggunakan data kualitatif bisa saja memakai likert. Sehingga proses pengelompokannya sederhana dan ada banyak rumus untuk mengkalkulasi seperti apa kondisinya.
Metode tersebut tentu saja mampu dijadikan acuan konversi paling mudah dalam penelitian kasus sosial. Jadi tidak selamanya penelitian permasalahan sosial memberikan hasil akhir berupa statement.
Ketiga acuan tersebut tentu akan mempermudah kita dalam memberikan bayangan kapan harus menggunakannya. Jadi kami kembalikan lagi pada Anda sebagai calon pengguna apakah tepat sesuai kebutuhan atau tidak.
Bentuk Bentuk Skala Likert
Terdapat beberapa bentuk skala likert, dimulai dari pilihan setuju atau afirmatif, pilihan netral atau pilihan negative. Namun bentuk dan spectrum pilihannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang hendak dilakukan oleh peneliti. Umumnya lima pilihan yang digunakan untuk skala ini antara lain:
- Sangat senang atau disingkat sebagai SS.
- Senang atau afirmatif disingkat sebagai S.
- Jawaban netral atau N, dimana responden tidak berada di garis afirmatif atau negative.
- Tidak senang yang disingkat sebagai TS
- Sangat tidak senang, disingkat sebagai STS dan merupakan jawaban paling negative.
Contoh skala likert menurut sugiyono 2017 juga tidak jauh berbeda, terdapat beberapa pilihan yang bisa Anda gunakan sebagai peneliti guna menemukan jawaban dari responden. Ada lima jawaban yang akan diberikan oleh responden atas pertanyaan yang Anda ajukan, diantaranya adalah:
- Sangat Setuju, disingkat sebagai SS.
- Setuju, tanda bahwa responden afirmatif dengan pernyataan yang Anda ajukan.
- Ragu jika responden tidak bisa memberikan pilihan afirmatif atau negative.
- Tidak setuju, pilihan non afirmatif pertama.
- Sangat tidak setuju, pilihan non afirmatif kedua yang bisa dipilih responden.
Istilah skala likert asalnya diambil dari bahasa Inggris Likert Scake yang mana berasal dari nama penciptanya ‘Rensis Likert’ yang merupakan pakar ilmu psikologi sosial yang berasal dari Amerika Serikat.
Rensis Likert menyatakan bahwa terdapat 5 opsi dasar yang digunakan dalam pengujian skala likert mulai dari sangat setuju (SS) hingga sangat tidak setuju (STS).
Kelima poin dasar dalam pengujian skala likert tersebut terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Dari kelima poin dasar diatas, tercipta beberapa turunan dari bentuk bentuk survey dalam penelitian skala likert, yang diantaranya sebagai berikut :
Persetujuan | Frekuensi | Kepentingan |
Sangat setuju | Selalu | Sangat penting |
Setuju | Sering | Penting |
Ragu | Kadang-kadang | Cukup Penting |
Tidak setuju | Jarang | Sedikit Penting |
Sangat tidak setuju | Tidak pernah | Tidak penting |
Kualitas | Kemungkinan | Ketertarikan |
Bagus sekali | Hampir Selalu Benar | Sangat Menarik |
Bagus | Biasanya Benar | Menarik |
Standar | Kadang Benar | Biasa Saja |
Buruk | Biasanya Tidak Benar | Tidak Menarik |
Sangat buruk | Tidak Pernah Benar | Sangat Tidak Menarik |
Rumus Skala Likert
Menurut Sugiyono (2017), rumus menghitung skala likert adalah:
Dalam proses analisis datanya, terdapat dua rumus lagi yang pelu anda ketahui agar mendapatkan nilai ahir kuisioner skala likert. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Rumus Interval : I = T/Pn
Rumus Index % : Total Skor / Y x 100
Dimana:
- T = Total jumlah responden yang memilih
- Pn = Pilihan angka skor Likert
- I = Rentang jarak
- Y = Skor tertinggi
Metode Pengukuran Skala Likert
Menurut Nazir M (2005) dalam bukunya ‘Metode Penelitian’ dijelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga prosedur utama dalam pembuatan uji pengukuran skala likert.
Prosedur:
- Proseder 1: Peneliti mengumpulkan item item (pertanyaan/ pernyataan) yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti.
- Prosedur 2 : Peneliti memberikan item item yang disiapkan untuk diberikan kepada responden (individu/ kelompok) untuk memperoleh jawaban penelitian.
- Prosedur 3 : Responden diminta untuk memberikan penilaian menggunakan 5 opsi positif (+) ke negatif (-) mula dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.
- Prosedur 4 : Peneliti membuat skor masing masing tingkatan nilai yang diberikan oleh responden. Total skor masing masing responden merupakan penjumlahan dari skor masing masing item yang diajukan.
- Prosedur 5 : Respon penilaian yang diterima dianalisis untuk memperoleh hasil item mana yang memiliki skor tertinggi dan terendah dalam skala total guna mempertahankan konsistensi internal dari bobot pertanyaan.
Setelah anda mengetahui konsep dasar (prosedur) untuk menganalisis skala likert diatas, berikut ini adalah langkah langkah yang dapat Anda terapkan untuk menyusun pengambilan data menggunakan pendekatan likert.
Mengumpulkan Data dan Rumus
Terdapat beberapa cara yang bisa peneliti lakukan sampai tahapan penelitian yang menggunakan skala ini dapat terselesaikan dengan baik. Pengumpulan data merupakan langkah awal untuk menentukan jawaban dari responden untuk dianalisis.
Tentunya Anda harus menyiapkan terlebih dahulu kondisi atau fenomena yang hendak diteliti dan ditanyakan kepada responden. Setelah penentuan fenomena dipilih, Anda akan menyusun sampel pertanyaan secara berurutan dengan menerapkan skala likert.
selamat pagi..
artikelnya menarik dan saya sudah pelajari dan praktek di ms. excel.
namun contoh kasus yang diberikan hanya 1 aspek.
Boleh kasih contoh data untuk salah satu aspek berikut ini ya?
Aspek Tangibles
Aspek Reliability dan Assurance
Aspek Responsiveness
Aspek Empathy
Aspek Information System
terimaksih..
Baik Trimakasih banyak masukannya kak…akan coba kami revisi kembali untuk penambahan ulasan materinya.
Hallo bang saya mau nanya nih..disitu kan ada beberapa contoh soal ..nah apakah yg ditampilkan itu jumlah pertanyaanya hanya 1 trus jumlah pemberi rrsponnya 100
Trus gmna tu misalnya ada 15 pertanyaan dengan pemberi respon 100 apakah masih dengan cara yg sama atau ada perubahan sedikit…mohon masukannya bang
Pakai cara yg sama masih bisa kak.
Nilai nol dari jarak intervalnya dapat dari mana ka?
hai kak, klo boleh tau itu rumus indexnya menurut ahli siapa ya? terimakasih
Sugiyono kak..
artikel yang sangat bermanfaat.. terimakasih..
GBU
halo kak, mau tanya dong. Kalau misalnya jumlah respondennya 50 orang, berarti untuk interpretasi skor tertingginya itu 5*50 dan skor terendahnya 1*50 ya kak?
Dalam skala Likert, jumlah responden tidak digunakan secara langsung untuk menginterpretasikan skor tertinggi atau terendah. Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksenangan terhadap pernyataan atau pertanyaan tertentu.
Skala Likert biasanya terdiri dari beberapa pilihan skor, misalnya dari 1 hingga 5 atau 0 hingga 4. Skor tertinggi dan terendah pada skala ini digunakan untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksenangan yang paling tinggi dan paling rendah terhadap pernyataan yang diberikan.
Misalnya, jika skala Likert yang digunakan adalah 1-5, maka skor tertinggi yang dapat diberikan adalah 5, yang menunjukkan tingkat persetujuan atau penerimaan yang paling tinggi terhadap pernyataan tersebut. Skor terendah yang dapat diberikan adalah 1, yang menunjukkan tingkat ketidaksenangan atau ketidaksetujuan yang paling tinggi terhadap pernyataan tersebut.
Jumlah responden tidak mempengaruhi skor tertinggi dan terendah pada skala Likert. Skor tersebut bergantung pada skala yang digunakan dan representasi tingkat persetujuan atau ketidaksenangan yang telah ditentukan dalam skala Likert tersebut.
Selamat malam ijin bertanya, apakah analisa data dengan menggunakan 2 skor likert yg berbeda bisa dianalisa? contoh survey A skor likert 1-4 dan survey B skor likert 0-6, apakah bisa dilakukan analisa?
Yup, bisa mas Anto…
Misalnya ada kasus skala Likert pada survei A memiliki rentang 1-4, sedangkan skala Likert pada survei B memiliki rentang 0-6. Jika mas Anto ingin menggabungkan data dari kedua survei tersebut, perlu dilakukan beberapa langkah untuk menyamakan rentang skor agar dapat membandingkan dan menganalisis data dengan benar.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menyamakan skor Likert antara dua skala yang berbeda:
Normalisasi: Anda dapat melakukan normalisasi skor pada kedua skala agar memiliki rentang yang serupa. Misalnya, Anda dapat mengubah skor pada survei A menjadi rentang 0-6 dengan mengalikan setiap skor dengan faktor 1,5 (misalnya, 1 x 1,5 = 1,5, 2 x 1,5 = 3, dll.).
Konversi: Anda juga dapat mengkonversi skor dari satu skala ke skala lainnya. Misalnya, jika Anda ingin mengubah skor Likert 1-4 pada survei A menjadi skor 0-6 pada survei B, Anda dapat menggunakan rumus konversi seperti ((X-1) x 1,5) + 0, di mana X adalah skor asli pada skala Likert survei A.
Setelah Anda menyamakan rentang skor di kedua survei, Anda dapat menganalisis data secara bersamaan. Silahkan ditanyakan jika masih ada yg kurang dipahami.