Penjelasan lengkap apa itu Distribusi Frekuensi☑️ Contoh tabel distribusi frekuensi Relatif, Kumulatif, Relaitf Kumulatif☑️
Data hasil pengamatan perlu diolah agar mudah dipahami dan dianalisis. Salah satu caranya adalah membuat tabel deskriptif yang mengelompokkan data ke beberapa kelas tertentu. Sala hsatu tabel yang paling sering digunakan dalam pengelompokan kelas data tersebut adalah tabel distribusi frekuensi.
Penggunaan tabel distribusi frekuensi juga menjadi cara yang memudahkan dalam mengatur, menyusun dan meringkas sebuah data dalam pekerjaan atau penelitian. Dimana data yang dimasukkan adalah bahan mentah untuk kemudian diolah dan dicari hasilnya.
Jenis tabelnya sendiri ada bermacam-macam, mulai dari tabel distribusi frekuensi data tunggal, data kelompok, relatif, kumulatif, hingga gabungan relatif-kumulatif.
Untuk mempelajari secara lebih lanjut, simak definisi, fungsi, contoh jenis, hingga cara atau langkah penyusunan tabelnya berikut ini.
Apa itu Distribusi Frekuensi?
Dilansir dari Wikipedia.org, distribusi frekuensi adalah gambaran statistik yang mengatur dan mempresentasikan jumlah frekuensi dalam interval tertentu sehingga data/ informasi dapat diinterpretasikan dengan lebih mudah.
Sederhananya, pengertian Distribusi frekuensi adalah kumpulan rangkaian data angka berdasarkan kategori kualitas dan kuantitasnya. Rangkaian data angka yang berdasar pada kuantitas disebut distribusi frekuensi kuantitatif. Sedangkan untuk rangkaian data yang berdasar pada kualitas (kategori) disebut distribusi frekuensi kualitatif.
Distribusi frekuensi memiliki beberapa komponen penting yang wajib diketahui terkait dengan distribusi frekuensi. Simak bagian berikut ini untuk penjelasan lebih lanjut :
- Frekuensi pengamatan
Fungsi utama dari distribusi frekuensi adalah memudahkan saat membaca data dan tahap awal analisis deskriptif. Untuk keperluan tersebut. Distribusi membutuhkan data lalu frekuensi pengamatan. Artinya, berapa data per kelompok, kelas, atau kategori.
- Rentang Ujung dan Panjang Kelas
Kelas merupakan kelompok misalnya data berisi nilai maka dimulai dari kelompok pertama berupa nilai 0-10, 11-20, hingga 91-100. Rentang per kelas dari contoh tersebut adalah 10 yaitu jarak antara batas bawah dan atas.
- Nilai Tengah
Komponen nilai tengah pada distribusi frekuensi adalah nilai rata rata hitung dari kedua ujung kelas. Cara menghitungnya menggunakan rumus “Nilai Tengah = 1/2 ( ujung bawah kelas + ujung atas kelas).
- Batas Kelas
Batas merupakan nilai yang menjadi batas untuk memisahkan antar kelas. Ada batas atas dan bawah di satu kelas. Selain batas, ada juga tepi dengan cara perhitungan tepi bawah merupakan batas bawah dikurangi 0.5 dan tepi atas adalah batas atas ditambah 0,5.
- Kelas Interval
Salah satu komponen yang ada pada distribusi frekuensi adalah Kelas Interval. Komponen ini merupakan interval yang terdiri dari beberapa kelas.
Representasi dari suatu distribusi frekuensi dapat berbentuk grafik, diagram dan juga tabel. Jenisnya sendiri dibagi menjadi 5 yaitu, distribusi frekuensi tunggal, distribusi frekuensi kelompok, distribusi frekuensi kumulatif, distribusi frekuensi relatif, dan distribusi frekuensi kumulatif relatif.
Fungsi utama distribusi frekuensi adalah sebagai sarana untuk mengatur sejumlah besar data dengan cara (metode) yang dapat dipahami oleh individu yang ingin membuat asumsi tentang populasi tertentu.
Kemudian jika diartikan secara bahasa, pengertian distribusi frekuensi adalah proses penyaluran frekuensi. Adapun maksud frekuensi sendiri yaitu berapa kali suatu variabel dilambangkan menggunakan angka atau bilangan secara berulang.
Karena adanya kondisi yang dilakukan secara berulang kali dalam deret angka, frekuensi juga biasa diartikan sebagai kekerapan, keseringan hingga jarang-jarang. Sederhananya, frekuensi adalah sesuatu yang menunjukkan banyaknya kejadian dalam suatu sampel.
Distribusi frekuensi sendiri merupakan kondisi yang menggambarkan adanya frekuensi mulai dari gejala yang muncul. Baik itu berupa angka yang kemudian tersalur, terbagi, hingga terpancar.
Berdasarkan jenis datanya, distribusi frekuensi diklasifikasikan menjadi dua yakni distribusi frekuensi kualitatif atau kategorial dan juga distribusi frekuensi kuantitatif atau numerik.
Distribusi frekuensi kualitatif adalah jenis distribusi frekuensi yang memiliki pengelompokan data berupa susunan kata kata (kategorial).
Sedangkan distribusi frekuensi kuantitatif adalah jenis distribusi frekuensi yang memiliki pengelompokan data berupa angka (numerik). Secara kuantitatif, distribusi frekuensi terbagi menjadi dua yakni pengelompokan data tunggal dan data kelompok.
Jenis Distribusi Frekuensi
Setelah anda mengetahui distribusi frekuensi merupakan hal penting untuk penyajian data. Untuk menerapkannya, sistem membutuhkan tabel. Macam macam distribusi frekuensi terdiri numeric dan kategori.
Dalam ilmu statistika sendiri, dikenal adanya tabel distribusi frekuensi sebagai salah satu metode untuk melihat isi data. Dari tabel tersebut dapat dilihat kekurangan yang bisa memunculkan dampak kurang baik bagi pengukuran maupun pencatatan datanya.
Berdasarkan penyajian datanya, TDF dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Mulai dari jenis tabel distribusi frekuensi data tunggal, kelompok, relatif, kumulatif, hingga relatif-kumulatif, berikut penjelasan secara detail.
- Distribusi Frekuensi Numerik
Distribusi frekuensi numerik menggunakan angka yang dibuat dalam bentuk kelas. Ini merupakan tabel yang membantu agar penyajian data lebih sistematis dan efisien. Numerik berkaitan dengan angka atau digit yang disusun.
- Distribusi Frekuensi Kategori
Distribusi frekuensi kategori memakai kategori yang memang sudah dibuat saat pengambilan data. Misalnya, peneliti ingin mengetahui data mengenai golongan darah. Tabel distribusi hanya memiliki 4 kategori yaitu A, B, AB, dan O. Kategori tersebut dapat disederhanakan lagi tetapi justru tidak berguna. Tabel jenis ini tidak memakai rentang kelas.
- Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Tabel distribusi frekuensi data tunggal dibuat tanpa kelas. Misalnya, data berisi nilai berdasarkan A, B, C, dan D. Semua data langsung dibagi ke dalam kategori nilai dan menentukan jumlahnya. Tipe nilai sebagai acuan tidak dapat perlu ditentukan rentang.
- Distribusi Frekuensi Data Kelompok
Tipe selanjutnya adalah tabel distribusi frekuensi data kelompok. Contoh mudah adalah data nilai hasil ujian. Nilai sebagai acuan memakai angka yaitu terendah 0 dan tertinggi 10. Jika menggunakan distribusi tunggal, semua data langsung dikelompokkan berdasarkan nilainya. Namun, cara ini akan menghasilkan 100 kategori.
Di distribusi kelompok, nilai dibuat per kelas misalnya dengan rentang 10 yaitu 0-10, 1102, dan seterusnya sehingga menghasilkan 10 kelas. Selanjutnya, data dibagi per kelas tersebut. Cara ini menjadikan analisis dan penyajian lebih sederhana dan efisien.
- Distribusi Frekuensi Relatif
Jenis ini berisi nilai-nilai antara frekuensi yang ada dengan jumlah pengamatan. Dimana distribusi frekuensi relatif menyatakan berapa banyak data yang ada dalam suatu interval atau kelompok dan dapat diketahui dengan cara membagi frekuensi total dengan datanya.
Distribusi frekuensi relatif menambahkan satu kolom untuk mengetahui persentase. Isinya adalah jumlah distribusi per kelas dibagi total pengamatan. Jadi, anda mengetahui berapa proporsi di masing-masing kelas.
- Distribusi Frekuensi Kumulatif
Jenis selanjutnya adalah kumulatif, yaitu berisi jumlah frekuensi yang ditunjukkan melalui kurva serta disebut dengan ogive. Dalam distribusi frekuensi jenis ini terdapat dua macam TDF kumulatif, jenis pertama adalah kurang dari serta jenis yang kedua lebih dari.
Distribusi frekuensi kumulatif memiliki satu kolom untuk keperluan perhitungan kumulatif. Tabel ini dapat dibuat dengan dua cara yaitu lebih dari atau kurang dari. Acuan tabel adalah jumlah frekuensi per kelas.
- Distribusi Frekuensi Relatif-Kumulatif
Merupakan jenis tabel yang diperoleh dari TDF relatif dengan frekuensinya ditampilkan dalam bentuk persentase dijumlahkan selangkah demi selangkah. Jenis tabel ini terdiri atas 2 jenis berdasarkan nilainya, yaitu TDF relatif-kumulatif kurang dari dan lebih dari.
Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi
Dalam ilmu statistika, tabel distribusi frekuensi (TDF) adalah tabel statistik yang menunjukkan frekuensi berbagai kejadian dalam suatu sampel. Dimana setiap butir atau barisnya menunjukkan jumlah terjadinya nilai (frekuensi) dalam kelompok/interval tersebut.
Setiap entri dalam tabelnya berisi hitungan kemunculan nilai dalam grup atau interval tertentu. Sehingga dengan cara ini, datanya menjadi lebih teratur, tersusun, serta lebih ringkas.
Sederhananya, tabel distribusi frekuensi (TDF) adalah sebuah tabel statistik yang menunjukkan frekuensi berbagai kejadian dalam suatu sampel menurut kelompok/interval tertentu.
Untuk menjelaskan gambaran contoh bentuk bentuk tabel distribusi frekuensi, kami akan memberikan ilustrasi contoh soal berisi studi kasus yang akan mempermudah anda dalam memahaminya:
1. Terdapat sebuah tabel berisi daftar nilai 50 mahasiswa yang mengambil mata kuliah statistika dasar di Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang sebagai berikut:
Daftar Nilai Statistika Dasar 50 Mahasiswa | |||||||||
45,8 | 46,7 | 49,0 | 50,5 | 45,2 | 42,9 | 45,1 | 49,7 | 53,0 | 55,5 |
48,4 | 49,4 | 46,6 | 50,5 | 51,5 | 51,2 | 49,0 | 49,4 | 59,1 | 60,4 |
50,9 | 42,3 | 52,1 | 50,3 | 48,5 | 50,8 | 51,7 | 55,3 | 46,7 | 49,7 |
54,9 | 56,9 | 54,0 | 52,3 | 47,7 | 56,2 | 55,0 | 53,7 | 50,2 | 51,7 |
54,8 | 56,4 | 55,0 | 51,3 | 59,3 | 58,8 | 55,2 | 57,0 | 60,4 | 56,3 |
Susunlah daftar nilai tersebut kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif, komulatif dan juga relatif komulatif.
Jawaban Pembahasan:
Untuk menyusun data nilai diatas dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ikuti langkah langkah berikut ini :
- Mengurutkan Data
Dari tabel nilai diatas, diperoleh nilai tertinggi 60,4 dan nilai terendahnya adalah 42,3
- Menentukan rentang (R)
R = Nilai maksimum – Nilai minimum
= 60,4 – 42,3
= 18,1
- Menentukan Jumlah Kelas
K = 1 + 3,3 Log 50
= 1 + 3,3 x 1,699
= 1 + 5,61
= 6,61
- Menentukan Panjang Kelas
C = R/k
= 18,1/7
= 2,58
Sehingga panjang kelas yang diambil = 2,5
- Menentukan Tepi/ Ujung Kelas
Diketahui banyak kelas = 7, panjang kelas = 2,5, maka didapatkan nilai tepi bawah kelas interval pertama yaitu 42,3. Selanjutnya masukkan nilai tersebut kedalam masing masing interval kelas. (lihat tabel)
Nilai | Tally/ Turus |
42,3 – 44,8 | II |
44,9 – 47,4 | IIIII I |
47,5 – 50,0 | IIIII IIII |
50,1 – 52,6 | IIIII IIIII III |
52,7 – 55,2 | IIIII III |
55,3 – 57,8 | IIIII II |
57,9 – 60,4 | IIIII |
- Menentukan Frekuensi Setiap Kelas
Berikut merupakan frekuensi dari setiap kelas yang telah kita didapatkan:
Nilai | Frekuensi |
42,3 – 44,8 | 2 |
44,9 – 47,4 | 6 |
47,5 – 50,0 | 9 |
50,1 – 52,6 | 13 |
52,7 – 55,2 | 8 |
55,3 – 57,8 | 7 |
57,9 – 60,4 | 5 |
Jumlah | 50 |
Tabel diatas merupakan hasil nilai 50 mahasiswa dalam bentuk Distribusi Frekuensi. Selanjuntya mari kita lihat hasil dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif, komulatif dan juga relatif komulatif.
-
Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Berikut daftar nilai 50 mahasiswa dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif (%)
Nilai | % relatif |
42,3 – 44,8 | 2/50 x 100 = 4 % |
44,9 – 47,4 | 12 % |
47,5 – 50,0 | 18 % |
50,1 – 52,6 | 26 % |
52,7 – 55,2 | 16 % |
55,3 – 57,8 | 14 % |
57,9 – 60,4 | 10 % |
Jumlah | 100 % |
-
Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Berikut daftar nilai 50 mahasiswa dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif yakni “kurang dari” dan juga “lebih dari”
Kurang dari | Lebih dari | ||
Nilai | Frekuensi | Nilai | Frekuensi |
<= 42,25 | 0 | >= 42,25 | 50 |
<= 44,85 | 2 | >= 44,85 | 48 |
<= 47,45 | 8 | >= 47,45 | 42 |
<= 50,05 | 17 | >= 50,05 | 33 |
<= 52,65 | 30 | >= 52,65 | 20 |
<= 55,25 | 38 | >= 55,25 | 12 |
<= 57,85 | 45 | >= 57,85 | 5 |
<= 60,45 | 50 | >= 60,45 | 0 |
-
Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif
Berikut daftar nilai 50 mahasiswa dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif
Kurang Dari | Lebih Dari | ||
Nilai | %Kumulatif | Nilai | %Kumulatif |
<= 44,85 | 4 | >= 44,85 | 96 |
<= 47,45 | 16 | >= 47,45 | 84 |
<= 50,05 | 34 | >= 50,05 | 66 |
<= 52,65 | 60 | >= 52,65 | 40 |
<= 55,25 | 76 | >= 55,25 | 24 |
<= 57,85 | 90 | >= 57,85 | 10 |
<= 60,45 | 100 | >= 60,45 | 0 |
Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Sumber : Channel Naga Api
Cara membuat tabel distribusi frekuensi dapat mengikuti prosedur berikut ini.
Pada dasarnya, cara menyusun tabel distribusi frekuensi adalah dengan memperhatikan kelas-kelas tertentu yang ditentukan oleh interval dalam satu kolom, kemudian kita urutkan datanya lalu menjumlahkan angka-angka dalam setiap kategori yang diisolasi berdasarkan berapa kali kemunculannya.
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi (TDF) yang lebih mudah dan cepat, kita bisa menggunakan aplikasi pengolahan data seperti SPSS/ Excel. Namun prosedur dasar dalam langkah-langkah penyusunannya yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
-
Mengurutkan Data
Untuk memudahkan anda dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi, langkah pertama kita uraikan datanya mulai dari yang nilainya paling kecil hingga paling besar, agar range atau rentang nilai data bisa diketahui serta memudahkan proses perhitungan frekuensi di setiap kelasnya.
-
Menentukan Rentang (Range)
Tentukan range (rentang atau jangkauan) dari tabelnya, yaitu “Range = nilai maksimal dikurangi (-) nilai minimal”
-
Menentukan Jumlah Kelas
Tentukan banyaknya kelas yang ingin dimasukkan pada tabel, sebaiknya tidak boleh terlalu banyak ataupun sedikit, misal yaitu kisaran antara 5 dan 20. Untuk menentukan banyak kelas dapat mengikuti Aturan Sturges, yaitu banyak kelas = 1 + 3,3 log n dimana n adalah banyaknya data.
-
Menentukan Panjang Kelas
Tentukan panjang dan lebar kelasnya. Cara menghitung panjang kelas (p) yaitu sama dengan jumlah rentang per banyak kelas. Adapun cara menghitung lebar/selang kelas adalah dengan menghitung selisih antar dua batas bahwa kelas berurutan.
Secara notasi matematis, rumus menentukan panjang kelas adalah C = R/k. Dimana C = lebar kelas, R = rentang kelas, dan k = jumlah kelas
-
Menentukan Tepi Atas dan Bawah Kelas
Setelah anda mendapatkan panjang interval kelas, selanjutnya tentukan nilai ujung- ujung kelas untuk setiap intervalnya. Untuk menentukan nilai ujung bawah kelas interval dapat menggunakan dua cara, yang pertama ‘mengambil nilai data yang terkecil’ atau nilai ‘data yang lebih kecil dari nilai data yang terkecil’.
Caranya ialah dengan mengurangi 0,5 pada batas kelas bawah dan menambahkan 0,5 pada batas kelas atas. Prinsip dasarnya adalah batas kelas harus memiliki nilai tempat desimal yang sama dengan data, tetapi tepi bawah dan tepi atas kelas harus memiliki satu tambahan nilai tempat desimal dan berakhir di 5.
-
Menentukan Frekuensi Setiap Kelas
Setelah anda memperoleh data tepi kelas, selanjutnya tentukan frekuensi dari setiap kelas yang ada. Frekuensi kelas sendiri merupakan banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu dari data acak.
Notes: Saat menyusun TDF, sebaiknya pastikan bahwa kelas tidak tumpang tindih agar setiap nilainya masuk tepat ke dalam satu kelas. Pastikan pula bahwa tidak ada data pengamatan yang tertinggal (tidak dapat masuk ke kelas tertentu) dalam tabel distribusi frekuensi tersebut.
Rumus Distribusi Frekuensi :
1. Menentukan Rentang (R)
“Rentang (R) = Nilai Maksimum – Nilai Minimum”
2. Menentukan Banyak Kelas (B). Banyak kelas digunakan minimal 5 kelas & maksimal 15 kelas, Jika n berukuran besar n100 maka kita gunakan aturan Sturges berikut :
“Banyak Kelas (B) = 1 + 3,3 log n”
3. Menentukan panjang kelas (P). Panjang kelas murpakan hasil bagi antara Rentang dengan Jumlah Kelas.
“Panjang Kelas (P) = Rentang dibagi Banyak Kelas”
4. Menentukan nilai tiap ujung kelas untuk tiap intervalnya. Pada tahap ini anda perlu memperhatikan nilai ujung bawah untuk kelas interval yang pertama.
Ada dua kemungkinan terjadi yaitu nilai ujung bawah kelas interval pertama dapat mengambil nilai data yang terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari nilai data yang terkecil.
5. Meng-inputkan semua data berdasarkan kelas interval masing masing dengan menggunakan turus/tally.
6. Langkah terahir ialah dengan memberikan nomor dan judul tabel beserta uraian dan sumber data yang telah diperoleh.
Contoh Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dengan SPSS
Sumber : Channel Sahid Raharjo
Contoh Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dengan Excel
Sumber : Channel Excel-ID
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi 50 Data dan 80 Data
1. Terdapat sebuah tabel data nilai ujian mata kuliah Ilmu Elektronika untuk 50 mahasiswa di fakultas teknik elektro Institut Teknologi Bandung.
Diketahui :
Tabel data nilai ujian mata kuliah Ilmu Elektronika berisi 50 mahasiswa.
Ditanya :
Susunlah data tersebut kedalam tabel distribusi Frekuensi Relatif, Komulatif dan Relatif Komulatif!
Jawab :
TABEL DATA NILAI 50 SISWA | |||||||||
45,8 | 46,7 | 49,0 | 50,5 | 45,2 | 42,9 | 45,1 | 49,7 | 53,0 | 55,5 |
48,4 | 49,4 | 46,6 | 50,5 | 51,5 | 51,2 | 49,0 | 49,4 | 59,1 | 60,4 |
50,9 | 42,3 | 52,1 | 50,3 | 48,5 | 50,8 | 51,7 | 55,3 | 46,7 | 49,7 |
54,9 | 56,9 | 54,0 | 52,3 | 47,7 | 56,2 | 55,0 | 53,7 | 50,2 | 51,7 |
54,8 | 56,4 | 55,0 | 51,3 | 59,3 | 58,8 | 55,2 | 57,0 | 60,4 | 56,3 |
1. Menentukan rentang, yaitu nilai maksimum dikurangi nilai minimum.
R = nilai maksimum – nilai minimum
= 60,4 – 42,3
= 18,1
2. Menentukan banyak kelas interval (dengan menggunakan aturan Sturges, n = 80)
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 3,3 × 1,699
= 1 + 5,61
= 6,61
Jumlah kelas yang digunakan bisa 6 atau 7 kelas (dipilih jumlah kelas sebanyak 7)
3. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas interval = 2,5
4. Menentukan Ujung Kelas
Di tentukan banyak kelas 7 dan panjang kelas 2,5, maka ujung bawah kelas interval pertama di ambil adalah 42,3 dan memasukkan ke dalam kelas interval masing-masing
5. Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai Data | Frekuensi |
42,3 – 44,8 | 2 |
44,9 – 47,4 | 6 |
47,5 – 50,0 | 9 |
50,1 – 52,5 | 13 |
52,7 – 55,2 | 8 |
55,3 – 57,8 | 7 |
57,9 – 60,4 | 5 |
Jumlah | 50 |
6. Bentuk Distribusi Frekuensi Relatif
Nilai Data | % Relatif |
42,3 – 44,8 | 2/50 x 100 = 4 |
44,9 – 47,4 | 12 |
47,5 – 50,0 | 18 |
50,1 – 52,5 | 26 |
52,7 – 55,2 | 16 |
55,3 – 57,8 | 14 |
57,9 – 60,4 | 10 |
Jumlah | 100 |
7. Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Komulatif
Kurang dari | Lebih dari | ||
Skor | Frekuensi | Skor | Frekuensi |
<= 42,25 | 0 | >= 42,25 | 50 |
<= 44,85 | 2 | >= 44,85 | 48 |
<= 47,45 | 8 | >= 47,45 | 42 |
<= 50,05 | 17 | >= 50,05 | 33 |
<= 52,65 | 30 | >= 52,65 | 20 |
<= 55,25 | 38 | >= 55,25 | 12 |
<= 57,85 | 45 | >= 57,85 | 5 |
<= 60,45 | 50 | >= 60,45 | 0 |
8. Bentuk Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif
Kurang dari | Lebih dari | ||
Skor | % Kumulatif | Skor | % Kumulatif |
<= 42,25 | 0 | >= 42,25 | 100 |
<= 44,85 | 4 | >= 44,85 | 96 |
<= 47,45 | 16 | >= 47,45 | 84 |
<= 50,05 | 34 | >= 50,05 | 66 |
<= 52,65 | 60 | >= 52,65 | 40 |
<= 55,25 | 76 | >= 55,25 | 24 |
<= 57,85 | 90 | >= 57,85 | 10 |
<= 60,45 | 100 | >= 60,45 | 0 |
Refrensi : https://jurnal.fai.umi.ac.id/
Contoh Soal Distribusi Frekuensi 80 Data
2. Terdapat sebuah tabel data nilai ujian mata kuliah elektronika dasar untuk 80 orang mahasiswa/i di fakultas teknik elektro Universitas Brawijaya Malang.
Diketahui :
Tabel data nilai ujian mata kuliah elektronika dasar berisi 80 mahasiswa/i.
Ditanya :
Susunlah data tersebut kedalam tabel distribusi Frekuensi Relatif, Kumulatif dan Relatif Kumulatif !
Jawab :
TABEL DATA NILAI 80 SISWA | |||||||||
35 | 57 | 67 | 71 | 74 | 77 | 81 | 84 | 88 | 92 |
38 | 58 | 67 | 71 | 74 | 78 | 81 | 85 | 88 | 93 |
43 | 59 | 68 | 71 | 74 | 79 | 81 | 86 | 90 | 93 |
45 | 60 | 68 | 72 | 74 | 79 | 82 | 86 | 90 | 93 |
47 | 61 | 70 | 72 | 75 | 80 | 82 | 87 | 91 | 94 |
50 | 61 | 70 | 72 | 75 | 80 | 83 | 88 | 91 | 95 |
51 | 65 | 70 | 73 | 76 | 80 | 83 | 88 | 91 | 96 |
54 | 66 | 70 | 73 | 76 | 80 | 83 | 88 | 92 | 97 |
1. Menentukan rentang, yaitu nilai maksimum dikurangi nilai minimum.
R = nilai maksimum – nilai minimum
= 97 – 35
= 62
2. Menentukan banyak kelas interval (dengan menggunakan aturan Sturges, n = 80)
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log
= 1 + 3,3 log 80
= 1 + 3,3 × 1,903
= 1 + 6,28
= 7,28
Jumlah kelas yang digunakan bisa 7 atau 8 kelas (dipilih jumlah kelas sebanyak 7)
3. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas interval bisa di gunakan 8 atau 9 (dipilih panjang kelas interval 9)
4. Menentukan ujung-ujung kelas
Nilai Data | Tally | Frekuensi |
35 – 43 | III | 3 |
44 – 52 | IIII | 4 |
53 – 61 | IIIII II | 7 |
62 – 70 | IIIII IIIII | 10 |
71 – 79 | IIIII IIIII IIIII IIIII | 20 |
80 – 88 | IIIII IIIII IIIII IIIII II | 22 |
89 – 97 | IIIII IIIII II | 14 |
Jumlah | 80 |
5. Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi (Menuliskan judul tabel serta catatan dan sumber data diperoleh)
Nilai Data | Frekuensi |
35 – 43 | 3 |
44 – 52 | 4 |
53 – 61 | 7 |
62 – 70 | 10 |
71 – 79 | 20 |
80 – 88 | 22 |
89 – 97 | 14 |
Jumlah | 80 |
6. Bentuk Distribusi Frekuensi Relatif
Nilai Data | % Relatif |
35 – 43 | 3,8 |
44 – 52 | 5,0 |
53 – 61 | 8,7 |
62 – 70 | 12,5 |
71 – 79 | 25,0 |
80 – 88 | 27,5 |
89 – 97 | 17,5 |
Jumlah | 100 |
7. Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Komulatif
Nilai Data | Frekuensi | Nilai Data | Frekuensi |
< 35 | 0 | > 34 | 80 |
< 44 | 3 | > 43 | 77 |
< 53 | 7 | > 52 | 73 |
< 62 | 14 | > 61 | 66 |
< 71 | 24 | > 70 | 56 |
< 80 | 44 | > 79 | 36 |
< 89 | 66 | > 88 | 14 |
< 98 | 80 | > 97 | 0 |
8. Bentuk Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif
< 44 | 3,8 | > 43 | 96,2 |
< 53 | 8,8 | > 52 | 91,2 |
< 62 | 17,5 | > 61 | 82,5 |
< 71 | 30,0 | > 70 | 70,0 |
< 80 | 55,0 | > 79 | 45,0 |
< 89 | 82,5 | > 88 | 17,5 |
< 98 | 100 | > 97 | 0 |
Refrensi : https://jurnal.fai.umi.ac.id/
Dari penjelasan diatas, anda mengerti mengenai apa itu distribusi frekuensi dan tabelnya. Ini merupakan konten dasar di bidang statistika yaitu penyajian data dan analisis deskriptif.
Pembuatan tabel distribusi ini dapat ditambahkan apa saja yang memang berguna sesuai dengan ulasan yang telah wikielektronika.com sajikan diatas.
R Tabel Pdf | F Tabel Pdf |
Tabel Z Pdf | Tabel T Pdf |
Tabel Chi Square | Tabel Durbin Watson |
Kesimpulan akhir yaitu tabel distribusi frekuensi adalah cara bagaimana suatu data ditampilkan dengan mudah untuk tujuan analisis awal. Saat ini, pembuatan tabel distribusi lebih mudah dengan program spreadsheet.