- Kondisi Mati (Non-Konduksi): Ketika gerbang tidak menerima sinyal, maka junction J1 dan J2 dalam kondisi bias balik. Artinya, tidak ada arus yang mengalir melalui thyristor.
- Kondisi Nyala (Konduksi): Ketika gerbang menerima sinyal positif, maka junction J1 akan mengalami bias maju dan junction J2 akan mengalami bias balik. Hal ini menyebabkan injeksi elektron dari daerah N ke daerah P. Injeksi elektron ini menciptakan daerah baru yang disebut “kanal konduksi”.
- Pemeliharaan Konduksi: Setelah kanal konduksi terbentuk, maka arus akan terus mengalir melalui thyristor meskipun sinyal pada gerbang telah dihilangkan. Hal ini karena kanal konduksi akan mempertahankan bias maju pada junction J1 dan bias balik pada junction J2.
- Pemutusan Konduksi: Konduksi thyristor dapat diputuskan dengan cara membalikkan polaritas tegangan pada anoda dan katoda, sehingga junction J1 dan J2 mengalami bias balik.
Aplikasi Thyristor
Thyristor memiliki banyak aplikasi di berbagai bidang karena kemampuannya untuk mengontrol aliran arus dan tegangan listrik. Berikut adalah beberapa contoh aplikasinya:
- Kontrol Kecepatan Motor:Thyristor digunakan dalam pengendali kecepatan motor untuk mengatur kecepatan motor DC dan AC.
- Pengaturan Daya:Thyristor digunakan dalam pengatur daya untuk mengontrol daya yang disuplai ke beban, seperti lampu, pemanas, dan peralatan industri.
- Konverter Daya:Thyristor digunakan dalam konverter daya untuk mengubah tegangan dan frekuensi arus listrik, seperti konverter AC-DC dan konverter DC-AC.
- Pemutus Sirkuit:Thyristor digunakan dalam pemutus sirkuit untuk mematikan arus listrik dengan cepat dalam kasus kelebihan beban atau korsleting.
- Sistem Perlindungan:Thyristor digunakan dalam sistem perlindungan untuk mendeteksi dan mengisolasi kesalahan pada jaringan listrik.
Kelebihan penggunaan thyristor meliputi:
- Kemampuan untuk mengontrol arus dan tegangan tinggi
- Kecepatan switching yang tinggi
- Efisiensi tinggi
- Ukuran dan berat yang relatif kecil
Kekurangan penggunaan thyristor meliputi:
- Sensitif terhadap tegangan dan arus lebih
- Memerlukan rangkaian kontrol yang kompleks
- Dapat menghasilkan gangguan harmonik
Pengujian Thyristor

Pengujian thyristor sangat penting untuk memastikan pengoperasian yang andal dan aman. Berikut adalah beberapa metode pengujian yang umum digunakan:
Metode Uji Gate
Metode ini melibatkan pemberian pulsa arus atau tegangan ke gerbang thyristor dan mengukur karakteristik tegangan-arusnya. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan parameter seperti tegangan ambang gerbang, arus gerbang penahan, dan waktu nyala dan mati.
Metode Uji Anoda-Katoda
Metode ini melibatkan penerapan tegangan bolak-balik ke terminal anoda dan katoda thyristor dan mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan parameter seperti tegangan breakdown, arus tahanan, dan waktu pemulihan terbalik.
Langkah-langkah Pengujian Thyristor
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk pengujian thyristor:
- Siapkan peralatan uji, termasuk sumber daya, voltmeter, ammeter, dan osiloskop.
- Hubungkan thyristor ke peralatan uji sesuai dengan diagram rangkaian yang benar.
- Berikan pulsa arus atau tegangan ke gerbang thyristor dan ukur karakteristik tegangan-arusnya.
- Terapkan tegangan bolak-balik ke terminal anoda dan katoda thyristor dan ukur arus dan tegangan yang dihasilkan.
- Analisis hasil pengujian dan bandingkan dengan nilai yang diharapkan.
- Tentukan apakah thyristor memenuhi spesifikasi yang diperlukan.
Dengan melakukan pengujian yang tepat, pengguna dapat memastikan bahwa thyristor berfungsi dengan benar dan dapat diandalkan dalam aplikasi yang dimaksudkan.
Perawatan Thyristor

Perawatan thyristor sangat penting untuk memastikan fungsi yang optimal dan umur panjang perangkat. Berikut adalah beberapa tips perawatan untuk menjaga agar thyristor berfungsi dengan baik:
Inspeksi Visual
Lakukan inspeksi visual secara teratur untuk memeriksa adanya kerusakan fisik, seperti retakan, penyok, atau tanda terbakar. Thyristor yang rusak secara fisik harus diganti.
Pemeriksaan Suhu
Pantau suhu thyristor selama pengoperasian. Thyristor harus beroperasi pada suhu di bawah nilai maksimum yang ditentukan dalam lembar data. Jika thyristor terlalu panas, kurangi arus atau tingkatkan pendinginan.
Pengukuran Arus dan Tegangan
Ukur arus dan tegangan thyristor secara berkala untuk memastikannya beroperasi dalam parameter yang ditentukan. Jika pengukuran di luar rentang yang ditentukan, thyristor mungkin rusak dan harus diperiksa lebih lanjut.
Pembersihan
Bersihkan thyristor secara teratur untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan yang dapat menyebabkan kebocoran atau kerusakan. Gunakan kain bersih dan kering untuk membersihkan perangkat.
Thyristor, juga dikenal sebagai sakelar semikonduktor, memainkan peran penting dalam berbagai aplikasi elektronika daya. Dalam dunia otomatisasi, thyristor digunakan untuk mengendalikan kecepatan dan posisi motor. Salah satu jenis motor yang umum digunakan dalam aplikasi robotika adalah motor servo SG90. Mengenal motor servo SG90 dapat membantu kita memahami bagaimana thyristor dimanfaatkan untuk mengendalikan gerakan motor dengan presisi tinggi.
Dengan menggabungkan thyristor dan motor servo SG90, kita dapat memperoleh sistem kontrol yang efisien dan akurat, yang sangat penting dalam berbagai aplikasi industri dan otomotif.
Tips Mencegah Kerusakan
- Gunakan thyristor dengan peringkat yang sesuai untuk aplikasi yang dimaksud.
- Pasang thyristor pada heatsink yang memadai untuk menghilangkan panas.
- Hindari penanganan thyristor yang kasar, karena dapat menyebabkan kerusakan internal.
- Lindungi thyristor dari lonjakan tegangan dan arus yang berlebihan.
- Ikuti petunjuk pemasangan dan pengoperasian yang diberikan oleh produsen.
Perkembangan Thyristor: Thyristor Disebut Juga Dengan
Perkembangan teknologi thyristor telah melalui beberapa tahap signifikan, yang mengarah pada peningkatan kinerja, efisiensi, dan penerapannya.