Cangkeman, dalam bahasa Jawa, merujuk pada percakapan atau obrolan yang penuh dengan candaan dan humor. Bayangkan, seperti suasana di warung kopi saat teman-teman bercanda dan melempar guyonan. Nah, cangkeman ini bisa juga berarti sindiran halus yang dikemas dengan kata-kata jenaka.
Mirip dengan cangkeman, cuplis juga merupakan bahasa Jawa yang berarti sindiran atau ejekan, tapi lebih tajam dan langsung menusuk. Anda bisa membaca lebih lanjut mengenai cuplis dan contoh penggunaannya di penjelasan arti cuplis dan contoh penggunaan. Jadi, cangkeman bisa diartikan sebagai candaan ringan, sementara cuplis lebih tajam dan menohok.
Apakah “cangkeman” hanya digunakan dalam bahasa Jawa halus?
Tidak. “Cangkeman” dapat digunakan dalam berbagai tingkatan bahasa Jawa, termasuk bahasa Jawa halus, kasar, dan madya.
Bagaimana cara menggunakan “cangkeman” dengan tepat?
Penting untuk memahami konteks dan tujuan penggunaan “cangkeman” agar tidak salah arti.