Thyristor disebut juga dengan – Thyristor, dikenal juga dengan sebutan penyearah terkontrol silikon (SCR), merupakan perangkat semikonduktor yang bertindak sebagai sakelar berdaya. Thyristor memainkan peran penting dalam berbagai aplikasi kelistrikan, dari pengatur tegangan hingga penggerak motor.
Dengan kemampuan untuk menahan arus dan tegangan tinggi, thyristor menjadi pilihan ideal untuk mengendalikan daya dalam sistem tenaga listrik. Keunikan thyristor terletak pada kemampuannya untuk beralih dari keadaan non-konduksi ke keadaan konduksi hanya dengan memberikan pulsa pemicu kecil pada gerbangnya.
Definisi Thyristor
Thyristor adalah perangkat semikonduktor yang memiliki tiga sambungan PN, dengan lapisan semikonduktor jenis-P yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor jenis-N. Thyristor bertindak sebagai sakelar elektronik yang memungkinkan arus mengalir dalam satu arah saja.
Thyristor digunakan dalam berbagai perangkat elektronik, termasuk pengatur daya, konverter daya, dan sakelar daya.
2. Jenis-jenis Thyristor
Thyristor adalah sakelar semikonduktor yang dikendalikan dengan arus atau tegangan yang dapat ditemukan dalam berbagai jenis, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasi yang unik.
Thyristor, juga dikenal sebagai penyearah terkontrol silikon, merupakan salah satu jenis komponen semikonduktor yang berperan penting dalam rangkaian elektronika daya. Sebagai komponen semikonduktor, thyristor memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik hanya dalam satu arah dan dapat diaktifkan atau dinonaktifkan menggunakan sinyal kontrol.
Sifat ini menjadikannya sangat berguna dalam aplikasi seperti pengendalian daya, konversi daya, dan proteksi sirkuit.
Jenis-jenis thyristor yang umum digunakan antara lain:
SCR (Silicon Controlled Rectifier)
SCR adalah thyristor yang paling umum, yang diaktifkan oleh arus gerbang positif. SCR memiliki struktur empat lapis (P-N-P-N) dan memiliki tiga terminal: anoda, katoda, dan gerbang.
GTO (Gate Turn-Off Thyristor)
GTO adalah thyristor yang dapat dimatikan dengan menerapkan arus negatif pada gerbangnya. GTO memiliki struktur lima lapis (P-N-P-N-P) dan memiliki empat terminal: anoda, katoda, gerbang, dan gerbang mati.
MOSFET (Metal-Oxide-Semiconductor Field-Effect Transistor), Thyristor disebut juga dengan
MOSFET adalah thyristor yang diaktifkan oleh tegangan gerbang. MOSFET memiliki struktur tiga lapis (P-N-P) dan memiliki tiga terminal: sumber, drain, dan gerbang.
IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)
IGBT adalah thyristor yang menggabungkan karakteristik MOSFET dan BJT. IGBT memiliki struktur empat lapis (P-N-P-N) dan memiliki tiga terminal: kolektor, emitor, dan gerbang.
Tabel Perbandingan Jenis-jenis Thyristor
| Jenis | Struktur | Terminal | Aktivasi | Pematian |
|---|---|---|---|---|
| SCR | P-N-P-N | Anoda, katoda, gerbang | Arus gerbang positif | Tidak dapat dimatikan |
| GTO | P-N-P-N-P | Anoda, katoda, gerbang, gerbang mati | Arus gerbang positif | Arus gerbang negatif |
| MOSFET | P-N-P | Sumber, drain, gerbang | Tegangan gerbang | Tidak dapat dimatikan |
| IGBT | P-N-P-N | Kolektor, emitor, gerbang | Tegangan gerbang | Tegangan gerbang negatif |
Cara Kerja Thyristor
Thyristor adalah perangkat semikonduktor yang berfungsi sebagai sakelar elektronik yang dikendalikan gerbang. Prinsip operasinya didasarkan pada konsep modulasi injeksi.
Ketika gerbang thyristor menerima sinyal positif, maka thyristor akan menyala (konduksi). Sebaliknya, ketika gerbang tidak menerima sinyal, maka thyristor akan tetap mati (non-konduksi).
Diagram Blok Cara Kerja Thyristor
Diagram blok cara kerja thyristor dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Anoda (A): Terminal positif dari thyristor.
- Katoda (K): Terminal negatif dari thyristor.
- Gerbang (G): Terminal pengontrol thyristor.
- Junction J1 (P-N): Persimpangan antara daerah P dan N.
- Junction J2 (N-P): Persimpangan antara daerah N dan P.
Prinsip Operasi Thyristor
Prinsip operasi thyristor dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Kondisi Mati (Non-Konduksi): Ketika gerbang tidak menerima sinyal, maka junction J1 dan J2 dalam kondisi bias balik. Artinya, tidak ada arus yang mengalir melalui thyristor.
- Kondisi Nyala (Konduksi): Ketika gerbang menerima sinyal positif, maka junction J1 akan mengalami bias maju dan junction J2 akan mengalami bias balik. Hal ini menyebabkan injeksi elektron dari daerah N ke daerah P. Injeksi elektron ini menciptakan daerah baru yang disebut “kanal konduksi”.
- Pemeliharaan Konduksi: Setelah kanal konduksi terbentuk, maka arus akan terus mengalir melalui thyristor meskipun sinyal pada gerbang telah dihilangkan. Hal ini karena kanal konduksi akan mempertahankan bias maju pada junction J1 dan bias balik pada junction J2.
- Pemutusan Konduksi: Konduksi thyristor dapat diputuskan dengan cara membalikkan polaritas tegangan pada anoda dan katoda, sehingga junction J1 dan J2 mengalami bias balik.
Aplikasi Thyristor
Thyristor memiliki banyak aplikasi di berbagai bidang karena kemampuannya untuk mengontrol aliran arus dan tegangan listrik. Berikut adalah beberapa contoh aplikasinya:
- Kontrol Kecepatan Motor:Thyristor digunakan dalam pengendali kecepatan motor untuk mengatur kecepatan motor DC dan AC.
- Pengaturan Daya:Thyristor digunakan dalam pengatur daya untuk mengontrol daya yang disuplai ke beban, seperti lampu, pemanas, dan peralatan industri.
- Konverter Daya:Thyristor digunakan dalam konverter daya untuk mengubah tegangan dan frekuensi arus listrik, seperti konverter AC-DC dan konverter DC-AC.
- Pemutus Sirkuit:Thyristor digunakan dalam pemutus sirkuit untuk mematikan arus listrik dengan cepat dalam kasus kelebihan beban atau korsleting.
- Sistem Perlindungan:Thyristor digunakan dalam sistem perlindungan untuk mendeteksi dan mengisolasi kesalahan pada jaringan listrik.
Kelebihan penggunaan thyristor meliputi:
- Kemampuan untuk mengontrol arus dan tegangan tinggi
- Kecepatan switching yang tinggi
- Efisiensi tinggi
- Ukuran dan berat yang relatif kecil
Kekurangan penggunaan thyristor meliputi:
- Sensitif terhadap tegangan dan arus lebih
- Memerlukan rangkaian kontrol yang kompleks
- Dapat menghasilkan gangguan harmonik
Pengujian Thyristor

Pengujian thyristor sangat penting untuk memastikan pengoperasian yang andal dan aman. Berikut adalah beberapa metode pengujian yang umum digunakan:
Metode Uji Gate
Metode ini melibatkan pemberian pulsa arus atau tegangan ke gerbang thyristor dan mengukur karakteristik tegangan-arusnya. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan parameter seperti tegangan ambang gerbang, arus gerbang penahan, dan waktu nyala dan mati.
Metode Uji Anoda-Katoda
Metode ini melibatkan penerapan tegangan bolak-balik ke terminal anoda dan katoda thyristor dan mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan parameter seperti tegangan breakdown, arus tahanan, dan waktu pemulihan terbalik.
Langkah-langkah Pengujian Thyristor
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk pengujian thyristor:
- Siapkan peralatan uji, termasuk sumber daya, voltmeter, ammeter, dan osiloskop.
- Hubungkan thyristor ke peralatan uji sesuai dengan diagram rangkaian yang benar.
- Berikan pulsa arus atau tegangan ke gerbang thyristor dan ukur karakteristik tegangan-arusnya.
- Terapkan tegangan bolak-balik ke terminal anoda dan katoda thyristor dan ukur arus dan tegangan yang dihasilkan.
- Analisis hasil pengujian dan bandingkan dengan nilai yang diharapkan.
- Tentukan apakah thyristor memenuhi spesifikasi yang diperlukan.
Dengan melakukan pengujian yang tepat, pengguna dapat memastikan bahwa thyristor berfungsi dengan benar dan dapat diandalkan dalam aplikasi yang dimaksudkan.
Perawatan Thyristor

Perawatan thyristor sangat penting untuk memastikan fungsi yang optimal dan umur panjang perangkat. Berikut adalah beberapa tips perawatan untuk menjaga agar thyristor berfungsi dengan baik:
Inspeksi Visual
Lakukan inspeksi visual secara teratur untuk memeriksa adanya kerusakan fisik, seperti retakan, penyok, atau tanda terbakar. Thyristor yang rusak secara fisik harus diganti.
Pemeriksaan Suhu
Pantau suhu thyristor selama pengoperasian. Thyristor harus beroperasi pada suhu di bawah nilai maksimum yang ditentukan dalam lembar data. Jika thyristor terlalu panas, kurangi arus atau tingkatkan pendinginan.
Pengukuran Arus dan Tegangan
Ukur arus dan tegangan thyristor secara berkala untuk memastikannya beroperasi dalam parameter yang ditentukan. Jika pengukuran di luar rentang yang ditentukan, thyristor mungkin rusak dan harus diperiksa lebih lanjut.
Pembersihan
Bersihkan thyristor secara teratur untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan yang dapat menyebabkan kebocoran atau kerusakan. Gunakan kain bersih dan kering untuk membersihkan perangkat.
Thyristor, juga dikenal sebagai sakelar semikonduktor, memainkan peran penting dalam berbagai aplikasi elektronika daya. Dalam dunia otomatisasi, thyristor digunakan untuk mengendalikan kecepatan dan posisi motor. Salah satu jenis motor yang umum digunakan dalam aplikasi robotika adalah motor servo SG90. Mengenal motor servo SG90 dapat membantu kita memahami bagaimana thyristor dimanfaatkan untuk mengendalikan gerakan motor dengan presisi tinggi.
Dengan menggabungkan thyristor dan motor servo SG90, kita dapat memperoleh sistem kontrol yang efisien dan akurat, yang sangat penting dalam berbagai aplikasi industri dan otomotif.
Tips Mencegah Kerusakan
- Gunakan thyristor dengan peringkat yang sesuai untuk aplikasi yang dimaksud.
- Pasang thyristor pada heatsink yang memadai untuk menghilangkan panas.
- Hindari penanganan thyristor yang kasar, karena dapat menyebabkan kerusakan internal.
- Lindungi thyristor dari lonjakan tegangan dan arus yang berlebihan.
- Ikuti petunjuk pemasangan dan pengoperasian yang diberikan oleh produsen.
Perkembangan Thyristor: Thyristor Disebut Juga Dengan
Perkembangan teknologi thyristor telah melalui beberapa tahap signifikan, yang mengarah pada peningkatan kinerja, efisiensi, dan penerapannya.
Thyristor Awal
Thyristor pertama kali dikembangkan pada akhir 1950-an dan dikenal sebagai penyearah terkendali silikon (SCR). SCR ini merupakan perangkat berdaya tinggi yang mampu menghantarkan arus dalam satu arah dan memblokirnya dalam arah sebaliknya.
Thyristor GTO
Pada 1970-an, thyristor gerbang turn-off (GTO) diperkenalkan. GTO memiliki kemampuan tambahan untuk dimatikan dengan sinyal gerbang, yang meningkatkan kemampuan kontrol dan efisiensi.
Thyristor MCT
Thyristor komutasi modul (MCT) dikembangkan pada 1980-an. MCT adalah perangkat gabungan yang terdiri dari beberapa thyristor GTO yang dihubungkan dalam seri, yang memungkinkan pengoperasian frekuensi tinggi dan arus tinggi.
Thyristor IGCT
Pada 1990-an, thyristor komutasi gerbang terintegrasi (IGCT) dikembangkan. IGCT mengintegrasikan gerbang dan perangkat komutasi ke dalam satu paket, yang menghasilkan perangkat yang lebih ringkas dan efisien.
Tren Terbaru
Tren terbaru dalam pengembangan thyristor meliputi:
- Peningkatan frekuensi operasi
- Peningkatan densitas arus
- Peningkatan efisiensi
- Pengembangan thyristor untuk aplikasi daya tinggi dan frekuensi tinggi
Istilah Terkait Thyristor
Thyristor merupakan komponen elektronika yang memiliki struktur seperti dioda, namun memiliki tiga terminal yaitu gate, anoda, dan katoda. Berikut adalah penjelasan istilah-istilah tersebut:
Gate
Gate adalah terminal kendali pada thyristor. Tegangan positif yang diberikan pada gate akan memicu konduksi thyristor.
Anoda
Anoda adalah terminal positif pada thyristor. Arus mengalir dari anoda ke katoda ketika thyristor dalam keadaan konduksi.
Katoda
Katoda adalah terminal negatif pada thyristor. Arus mengalir dari katoda ke anoda ketika thyristor dalam keadaan konduksi.
Penutup
Perkembangan thyristor yang pesat telah mengarah pada peningkatan efisiensi, ukuran yang lebih kecil, dan keandalan yang lebih tinggi. Dengan terus berinovasi, thyristor diprediksi akan memainkan peran yang semakin penting dalam memajukan teknologi kelistrikan di masa depan.
FAQ Terperinci
Apa fungsi utama thyristor?
Sebagai sakelar berdaya yang mengontrol aliran listrik.
Apa saja jenis-jenis thyristor yang umum digunakan?
SCR, GTO, IGBT, dan MOSFET.
Apa keunggulan menggunakan thyristor?
Kemampuan menahan arus dan tegangan tinggi, efisiensi tinggi, dan umur panjang.